Penurunan indeks dolar dan yield US treasury kemungkinan akan membantu penguatan rupiah
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu, berpeluang menguat seiring turunnya imbal hasil (yield) surat utang atau obligasi Amerika Serikat.

Rupiah dibuka menguat 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.390 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.405.

"Penurunan indeks dolar dan yield US treasury kemungkinan akan membantu penguatan rupiah," kata analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.

Menurut Ahmad, indeks dolar kemungkinan melemah ke level 91,5 hari ini, di tengah penurunan imbal hasil obligasi AS yang diperkirakan akan kembali stabil dan masih rendahnya optimisme sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di AS.

The NFIB Small Business Optimism Index yang masih cukup rendah pada Februari sebesar 95,8 dibandingkan proyeksi sebesar 96 menunjukkan belum cukup pulihnya optimisme pengusaha menengah bawah di AS terhadap prospek ekonomi negara tersebut.

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kemungkinan turun ke level 1,5 persen. Proses pembelian obligasi AS oleh The Fed diperkirakan mulai berdampak terhadap penurunan imbal hasil obligasi AS (US Treasury/UST) jangka panjang yang kemungkinan akan menekan tren kenaikan imbal hasil obligasi yang berlangsung sejak awal tahun.

"Para pelaku pasar berekspektasi bahwa kebijakan The Fed akan efektif dalam menekan yield UST jangka panjang dengan program pembelian UST. Para pelaku pasar juga akan menanti data CPI AS Februari untuk melihat arah inflasi ke depan," ujar Ahmad.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) diperkirakan menguat ke level Rp14.100 per dolar AS.

Pada Selasa (9/3) lalu, rupiah ditutup melemah 45 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp14.405 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.360 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah Rabu pagi menguat 15 poin
Baca juga: Rupiah ditutup jatuh lagi, tertekan tingginya imbal hasil obligasi AS
Baca juga: Rupiah terpuruk, tertekan penguatan dolar akibat obligasi AS

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021