Ketika upah riilnya terjaga, berarti daya beli buruh tani masih bagus
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat upah nominal harian buruh tani nasional pada Februari 2021 naik sebesar 0,35 persen dibanding upah buruh tani Januari 2021 yaitu menjadi Rp56.373 per hari dari Rp56.176, sementara itu upah riil buruh tani mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen.

“Ketika upah riilnya terjaga, berarti daya beli buruh tani masih bagus,” kata Kepala BPS Suhariyanto saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin.

Selain itu, rata-rata nominal upah buruh bangunan (tukang bukan mandor) Februari 2021 dibanding Januari 2021 mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen, yaitu menjadi Rp90.953 dari Rp90.907. Sementara upah riil buruh bangunan pada Februari 2021 dibanding Januari 2021 turun sebesar 0,05 persen, yaitu menjadi Rp85.750 dari Rp85.793.

Baca juga: Pertanian tumbuh positif, BPS catat NTP 2020 hanya naik tipis

Kemudian, rata-rata nominal upah buruh potong rambut wanita Februari 2021 dibanding Januari 2021 mengalami kenaikan sebesar 0,47 persen, yaitu menjadi Rp28.909 dari Rp28.774. Sementara upah riil buruh potong rambut pada Februari 2021 dibanding Januari 2021 naik sebesar 0,37 persen, yaitu menjadi Rp27.255 dari Rp27.155.

Selanjutnya, rata-rata nominal upah asisten rumah tangga Februari 2021 dibanding Januari 2021 mengalami kenaikan sebesar 0,30 persen, yaitu menjadi Rp421.798 dari Rp420.536. Sementara upah riil Februari 2021 dibanding Januari 2021 naik sebesar 0,20 persen, yaitu menjadi Rp397.674 dari Rp396.880.

Diketahui, upah nominal buruh atau pekerja adalah rata-rata upah harian yang diterima buruh sebagai balas jasa pekerjaan yang telah dilakukan. Kemudian, upah riil buruh/pekerja menggambarkan daya beli dari pendapatan/upah yang diterima buruh/pekerja.

Baca juga: BPS: upah nominal buruh tani naik tipis pada Januari 2021
 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021