Jakarta (ANTARA) - Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) memproyeksikan ekonomi Indonesia tahun ini akan mengalami pemulihan sebesar 4,9 persen dan 5,4 persen untuk 2022 setelah terkontraksi 2,07 persen pada 2020.

“Survei memproyeksikan PDB Indonesia akan pulih sebesar 4,9 persen pada 2021 dan 5,4 persen pada 2022,” kata Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurría dalam acara Konferensi Pers OECD Economic Survey of Indonesia 2021 di Jakarta, Kamis.

Survei OECD mencatat COVID-19 mengganggu pertumbuhan yang telah stabil selama dua dekade sehingga disarankan untuk meningkatkan keterampilan, memperkuat lembaga dan tata kelola perusahaan milik negara serta mengurangi hambatan persaingan.

Berbagai hal itu harus dilakukan agar setelah pemulihan berlangsung nantinya akan membantu membangun ekonomi  yang lebih kuat, tangguh, hijau, dan inklusif.

Survei Ekonomi OECD Indonesia menyebutkan pemulihan ekonomi akibat adanya guncangan yang disebabkan oleh COVID-19 ini akan terjadi secara bertahap dan bergantung pada perbaikan sistem kesehatan.

Tak hanya itu, dukungan bagi rumah tangga dan perusahaan juga harus terus berlanjut serta membawa lebih banyak pekerja untuk masuk ke sektor formal sekaligus meningkatkan keterampilannya dan memperbaiki iklim bisnis maupun investasi.

“Ketidakpastian masih akan membebani investasi dan pariwisata sehingga kemungkinan besar akan tetap tertekan untuk beberapa waktu,” ujarnya.

Survei OECD merekomendasikan Indonesia agar meningkatkan pendidikan kejuruan dan pelatihan orang dewasa dengan penekanan pada keterampilan digital supaya mereka lebih berkontribusi dalam mendorong ekonomi.

Kemudian, penciptaan pendidikan anak usia dini yang lebih baik juga dinilai akan dapat meningkatkan kinerja di masa depan sehingga membantu mengurangi ketidaksetaraan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan proyeksi OECD terhadap ekonomi Indonesia untuk 2021 ini mengalami peningkatan dari sebelumnya 4 persen menjadi 4,9 persen.

Ia menegaskan pemerintah Indonesia telah merespon situasi menantang selama 2020 akibat pandemi yakni salah satunya dengan melebarkan defisit anggaran yang sebelumnya 1,7 persen dari PDB menjadi 6,34 persen.

“Kami harus mengakui tahun 2020 adalah luar biasa dan situasi yang sangat menantang. Pemerintah Indonesia telah merespon situasi tersebut,” tegasnya.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021