Jakarta (ANTARA) - Kabar didiskualifikasinya timnas bulu tangkis Indonesia di All England menjadi sorotan Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dan meminta panitia pelaksana bisa berlaku adil.

"Saya minta panitia berlaku adil untuk seluruh atlet. Jangan ada perbedaan perlakuan, terutama terkait uji COVID-19. Jika atlet Denmark, Thailand dan India mendapat kebijakan untuk dites ulang, seharusnya juga berlaku untuk atlet Indonesia," kata LaNyalla dalam keterangan resminya, Jumat.

Atlet Indonesia masuk ke Birmingham, Inggris, menggunakan maskapai Turki, yang belakangan diketahui salah satu penumpangnya positif COVID-19. Akibatnya kontingen Indonesia harus didiskualifikasi dari ajang bergengsi tersebut.

Baca juga: BWF dituntut minta maaf atas kasus di All England 2021

Sebagian besar anggota rombongan kemudian menerima pemberitahuan dari Badan Layanan Kesehatan Inggris (NHS), yang menyatakan mereka harus dikarantina sampai 23 Maret.

Namun, perlakuan berbeda didapat oleh atlet asal Denmark. Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) dan Badminton England memberi kesempatan uji ulang karena munculnya hasil inkonklusif dan positif dalam jumlah yang signifikan.

Selain Denmark, kasus COVID-19 menjelang All England Open 2021 juga menimpa pemain dan/atau atlet dari India dan Thailand.

Baca juga: Timnas Indonesia dipaksa menyerah saat tampil gagah di All England

"Namun hal itu tak berlaku bagi kontingen asal Indonesia. Justru kontingen Indonesia langsung didiskualifikasi tanpa ada pemeriksaan ulang mendalam," ujarnya.

Ia pun meminta pemerintah turun tangan membantu atlet Indonesia agar bisa berlaga memperjuangkan nama Indonesia di ajang All England Open 2021.

"Saya berharap pemerintah turun tangan membantu perjuangan atlet Indonesia agar dapat berlaga di All England Open 2021 dan membawa harum nama Indonesia," katanya.

Baca juga: Indonesia minta turnamen All England dihentikan sementara
Baca juga: Ketua DPD minta proteksi asuransi bagi aset bangunan negara yang vital

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021