Vaksin yang disetujui itu dikembangkan oleh Janssen, anak perusahaan farmasi Johnson & Johnson.
"Dalam kapasitasnya sebagai regulator, INVIMA telah mengizinkan penggunaan darurat vaksin dari perusahaan farmasi Janssen, dari perusahaan multinasional Johnson & Johnson," kata direktur INVIMA Julio Cesar Aldana dalam siaran malam pemerintah.
Selain menjadi vaksin satu dosis, vaksin J&J lebih gampang disimpan daripada beberapa vaksin lain yang disetujui, kata Aldana.
Kolombia juga telah menutup perjanjian untuk vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan BioNTech, AstraZeneca, Moderna, dan Sinovac. Kolombia juga ditetapkan untuk menerima dosis melalui mekanisme COVAX yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia.
Kolombia sejauh ini juga telah menyetujui penggunaan vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech, AstraZeneca, dan Sinovac.
Pemerintah telah mencapai kesepakatan untuk membeli 9 juta dosis vaksin sekali pakai J&J.
Kolombia berharap dapat memvaksin sekitar 70% populasinya dalam upaya mencapai kekebalan kawanan.
Negara ini telah mencatat lebih dari 2,35 juta kasus virus corona dan lebih dari 62.500 kematian. Kolombia telah menyuntikkan lebih dari 1,38 juta dosis vaksin.
Baca juga: Buktikan aman, Presiden Kolombia tawarkan diri divaksin AstraZeneca
Baca juga: Kolombia perpanjang status darurat kesehatan COVID hingga 31 Mei
Sumber: Reuters
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021