Jakarta (ANTARA) - Upaya deredikalisasi dinilai sangat perlu digalakkan kembali di lingkungan pendidikan, termasuk lembaga dakwah Islam di seluruh pelosok nusantara.

“Harus ada yang mengurus lembaga pendidikan dengan baik untuk upaya ini (deradikalisasi),” kata Anggota Majelis Amanah Mathla'ul Anwar KH Embay Mulya Syarief dalam keterangannya, Minggu.

Aksi terorisme terjadi di Gereja Katedral Makassar yang diduga dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri pada Minggu (28/3) pagi.

Fakta itu memunculkan kekhawatiran di tengah pandemi dimana terorisme dan radikalisasi ternyata bibitnya masih terus tumbuh di tanah air.

Radikalisasi dinilai sangat dekat dengan bibit-bibit terorisme yang sangat membahayakan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Baca juga: Kominfo ajak warga tak beri kesempatan aksi teror di ruang digital

Oleh karena itu, peran lembaga pendidikan termasuk lembaga dakwah di daerah-daerah harus lebih difokuskan.

“Parameternya adalah kualitas mutu pendidikan yang harus kita tingkatkan, di era persaingan yang bebas,” kata KH Embay yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Ekonomi PB Mathla'ul Anwar pada 2010-2015 tersebut.

Embay menilai saat ini Indonesia justru kekurangan kader yang bisa membawa bangsa ini terbebas dari persoalan pelik bangsa termasuk radikalisme dan terorisme.

“Kita kekurangan kader. Seorang figur tidak bisa ditransfer. Kita kekurangan agamawan tapi kebanyakan pekerja agama. Pendidik dan kuli ngajar. Penumpang daripada penopang. Kita harus bersanding, mencetak kader-kader sebagai penopang. Alumni yang membuat kiprah kita 'ngayogyog' kita harapkan seperti itu,” katanya.

Menjelang dilaksanakannya Muktamar XX dan Milad 105 Tahun Mathla'ul Anwar, para akademisi Universitas Mathla'ul Anwar (UNMA) yang dimotori oleh Said Ariyan dan Eko Suprianto menggelar kegiatan Lorong Diskusi dengan Tema "Pertarungan Gagasan Calon di Muktamar Mathla'ul Anwar".

Baca juga: Moeldoko ingatkan bahaya radikalisme di Indonesia

Hadir menjadi panelis diantaranya KH. Embay Mulya Syarif, KH. Yayan Hasuna Hudaya, H. Muhammad Zen, dan H. Andi Yudi Hendriyawan.

KH. Embay Mulya Syarif sebagai salah satu kandidat/calon kuat Ketua Umum PB Mathla'ul Anwar dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi atas dilaksanakannya kegiatan tersebut, dan menyebutnya sebagai urun rembug agar organisasi ke depan semakin baik.

Embay mengatakan bahwa Mathla'ul Anwar sebagai organisasi pribumi di Banten, harus mampu menunjukkan eksistensi dengan berkontribusi lebih besar bagi bangsa ini.

Dalam kontestasi menuju Ketua Umum PB Mathla'ul Anwar, Embay tidak ingin mengatakannya sebagai pertandingan tapi lebih pada bersanding dengan para kandidat lainnya.

"Saya akan mengikuti mekanisme muktamar, dan saya tidak mau bertanding, tapi saya mau bersanding,” katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi mengutuk aksi terorisme di Gereja Katedral Makassar

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021