Ini keren sekali, orang tua tanpa turun dari kendaraannya mengambil rapor anaknya
Jakarta (ANTARA) - Tontonan segar meramaikan jagat media hampir setahun belakangan ini. Sejak pandemi COVID-19 merebak berbagai usaha dilakukan masyarakat agar tetap hadir secara fisik, bukan daring, dalam suatu peristiwa penting, istimewa, bahkan momen sekali seumur hidup.

Demi meminimalkan kontak langsung dan tidak menciptakan kerumunan maka mulai dari pembagian rapor siswa, wisuda sarjana, hingga vaksinasi COVID-19 dilakukan dengan cara drive thru alias layanan tanpa turun atau lantatur.

Jagat media, baik media sosial maupun komersial, dalam musim wisuda sarjana diramaikan oleh berita dan video unggahan para wisudawan dari berbagai kampus di Tanah Air yang mengupayakan agar wisuda tetap dilaksanakan secara offline alias tatap muka dengan catatan tetap menjaga protokol kesehatan.

Ratusan wisudawan sarjana dan pascasarjana di Universitas Lancang Kuning (Unilak) Riau di Kota Pekanbaru pada Agustus 2020 menggunakan sepeda ontel saat wisuda drive thru dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, 10 November 2020, IAIN Tulungagung, Jawa Timur menggelar acara wisuda ke-27 sistem drive thru dengan protokol kesehatan. Selama prosesi, peserta wisuda tetap berada di dalam kendaraan pengantar dan hanya turun saat simbolis pemindahan tali kucir toga oleh rektor di kampus itu.

Keunikan dan kreativitas dalam pelaksanaan wisuda dilakukan para wisudawan dari IAIN Tulungagung yang datang dengan berbagai pilihan moda kendaraan mulai dari sepeda ontel, becak hias, vespa dan mobil Fiat kuno, hingga mobil pikap memuat belasan keranjang ikan pindang.

Berbagai moda kendaraan yang dimanfaatkan wisudawan tersebut, semata-mata untuk menghadirkan suasana gembira dan mengundang tawa dalam peristiwa bersejarah tersebut, karena kesempatan untuk berkumpul bersama teman-teman, ritual berfoto setelah prosesi wisuda sementara ini tidak dapat dilakukan.

Pelaksanaan wisuda drive thru ini meninggalkan kesan bagi sejumlah wisudawan.

Shofi Khoirun Nisak, salah satu wisudawati dari Jurusan Hukum Tata Negara itu, mengaku bersyukur masih bisa mengikuti prosesi wisuda, meski di tengah situasi pandemi COVID-19.

Prosesi wisuda ini disebut dia mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.

"Kelebihannya, ya alhamdulillah bisa tetap wisuda, lulus kuliah. Tapi kurangnya, euforia kurang terasa. Tidak bisa berkumpul dengan teman-teman usai prosesi dan kami harus langsung pulang. Geregetnya kurang," cetusnya.

Baca juga: Fasilitas lantatur diharapkan percepat pelaksanaan vaksinasi COVID-19

Wisuda untuk menggenapi akhir dari rangkaian menekuni ilmu selama bertahun-tahun, pada zaman ini tidak hanya monopoli milik para calon sarjana. Acara wisuda telah menular ke jenjang Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas yang dibuat secara meriah dan akbar.

Pandemi telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat. Tidak seperti tahun-tahun sebelum merebaknya virus corona jenis baru itu, pembagian rapor untuk kenaikan kelas siswa mulai jenjang Sekolah Dasar hingga SMA pun dilakukan dengan cara drive thru, demi mengurangi porsi tatap muka dan menghindari kerumunan.

Pengambilan rapor di sejumlah sekolah pada jenjang SD hingga SMA dilakukan secara lebih sederhana dan praktis. Satu sekolah swasta Katolik di Kota Semarang, Jawa Tengah, melakukan pengambilan rapor pada Desember 2020 di mana orang tua atau wali bersama murid ke sekolah dengan tetap berada dalam mobil atau motor tanpa turun, selanjutnya di lapangan terbuka sudah disiapkan meja-meja yang merujuk pada kelas masing-masing.

Guru atau wali kelas kemudian menyerahkan hasil penilaian kepada orang tua dan murid. Mereka ikut mendengarkan nasihat dan saran-saran yang disampaikan wali kelas untuk dipahami. Seluruh proses pelaksanaan pengambilan rapor tetap memenuhi protokol kesehatan (prokes) 3M hingga 5M sesuai anjuran pemerintah.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang secara spontan menengok proses pengambilan rapor secara drive thru, kala itu menyampaikan pujian kepada pengelola sekolah.

“Ini keren sekali, orang tua tanpa turun dari kendaraannya mengambil rapor anaknya. Ini bagus," kata dia.

Pilihan tepat

Demikianlah, lantatur alias drive thru sekonyong-konyong popularitasnya melonjak dan akrab di telinga masyarakat di pelosok negeri karena ide untuk mewujudkan pemberian layanan dengan tetap menjaga jarak, tidak berkerumun, pakai masker saat ini menjadi pilihan paling tepat di tengah pandemi yang masih merebak.

Mendengar istilah drive thru serta merta pikiran kita melayang pada layanan dari restoran-restoran cepat saji yang merupakan waralaba dari Negeri Paman Sam. Faktanya, istilah tersebut pertama kali diperkenalkan oleh sejumlah perusahaan cepat saji di Amerika Serikat yang ingin memberikan pilihan praktis kepada pembeli makanan tanpa perlu turun dari kendaraan sehingga menghemat waktu.

Baca juga: RS Diponegoro Semarang sediakan "lantatur" swab test COVID-19

Seiring perjalanan waktu, layanan drive thru berkembang tidak sebatas untuk membantu mempercepat pembelian makanan cepat saji, tetapi merambah ke berbagai bidang layanan perbankan yang dikenal dengan layanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Drive Thru, layanan Samsat Drive Thru dan terkini layanan tersebut semakin dirasakan manfaatnya dalam kondisi pandemi yang membutuhkan kepatuhan terhadap prokes.

Lantatur saat ini menjadi salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi bagi calon pengantin yang akan menggelar hajatan pernikahan dalam adat apapun. Baru-baru ini, Pemerintah Kota Surabaya akan menerbitkan peraturan wali kota yang mengizinkan masyarakat untuk menggelar hajatan nikah di tengah pandemi COVID-19.

Perwali akan berisi aturan teknis hajatan bagi mempelai yang menggelar resepsi nikah, "wedding organizer" (WO), dan kateringnya. Konsep resepsi atau pesta pernikahannya berupa drive thru. Para tamu yang datang langsung menyapa mempelai dengan menerapkan salam bergaya "namaste".

Salam namaste adalah gerakan yang biasa dipraktikkan dalam senam yoga dengan mengatupkan kedua tangan di depan dada. Gerakan salam tersebut lumrah dilakukan untuk menghindari penularan COVID-19 yang kerap terjadi karena berjabat tangan. Selanjutnya, tamu keluar area resepsi dengan membawa makanan yang sudah dikemas penyelenggara pesta.

Lantatur saat ini dimanfaatkan secara masif untuk melaksanakan vaksinasi COVID-19 yang langsung mendapat apresiasi dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi ketika sebuah perusahaan menjadi inisiator pelaksanaan vaksinasi lantatur pertama di Indonesia. Model vaksinasi drive thru tersebut, kemudian diikuti oleh instansi kesehatan pemerintah dan swasta di daerah-daerah lain di Indonesia.

"Ide ini terinspirasi atas viralnya video tentara negara bagian Colorado, Amerika Serikat (AS) yang sukses mengundang decak kagum dunia dengan menghadirkan layanan vaksinasi COVID-19 secara drive thru. Kendati dengan hanya menggunakan 10 mobil. Kita buat 100, kita kerja sama dengan semua komponen yang lain," ujar Budi.

Program vaksinasi COVID-19 oleh pemerintah pertama kali dilakukan pada 13 Januari 2021. Sejak dimulai vaksinasi, Kementerian Kesehatan mencatat 3.696.059 orang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin COVID-19. Jumlah tersebut baru mencapai 2,03 persen dari target vaksinasi sebanyak 181.554.465 penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.295.615 orang telah selesai mendapat dua dosis suntikan vaksin Sinovac.

Presiden Joko Widodo meminta program vaksinasi COVID-19 di Indonesia bisa rampung dalam waktu satu tahun. Layanan vaksinasi dengan cara drive thru diharapkan semakin memperluas jangkauan sasaran warga penerima vaksin sesuai target waktu yang ditetapkan Presiden RI.

Harapannya, kekebalan kelompok (herd immunity) semakin tercipta hingga pelosok Tanah Air.

Baca juga: Vaksinasi COVID-19 "drive thru" pertama di Jatim digelar di Surabaya
Baca juga: Resepsi pernikahan "drive thru" jadi solusi di tengah pandemi
 

Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021