Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi Tetap UKM Kamar Dagang Indonesia, Sandiaga Uno, memperkirakan, sekitar satu persen usaha mikro, kecil, dan menengah bangkrut akibat pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas negara-negara ASEAN dengan China (ACFTA).

"Terutama UKM yang berbasis metal dan besi, garmen, tekstil, sekitar 80 persen dari sektor ini, atau sekitar satu persen," katanya di Jakarta, Kamis. Untuk itu, ia mengimbau agar pemerintah segera merevitalisasi sektor-sektor UMKM yang terkena dampaknya.

Ia menambahkan, pemerintah juga harus bergerak cepat untuk menerima tawaran dari China guna merevitalisasi UMKM yang terkena dampak ACFTA. "Komitmen China itu harus kita tangkap," katanya.

Sementara itu, menurut dia, untuk UMKM di sektor furniture, pemberlakukan ACFTA justru menguntungkan, karena ada peningkatan permintaan sekitar 25 persen.

"Selain itu, juga ternyata untuk tambahan order permintaan di China untuk alas kaki, juga telah dibuat di Indonesia," katanya. Jadi, menurut dia, pemberlakuan ACFTA juga menguntungkan bagi para pelaku UMKM. Ia menambahkan, sampai dengan saat ini, pelaku UMKM di Indonesia mencapai 52 juta lebih.

Sementara itu, Ia menolak kenaikan tarif dasar listrik oleh pemerintah, karena hal ini akan memicu peningkatan biaya produksi terutama di UMKM, yang membuat harga menjadi kurang kompetitif.

"Untuk saat ini, saya rasa tidak tepat, kita bergelut dengan kompetisi, seharusnya pemerintah melihat dulu, bagaimana agar terjadi efisiensi di PLN? Pasokan bahan bakaranya bagaimana? kemudian subsidi perusahaan bisa dialihakn ke masyarakat, jadi jangan dinaikan dulu TDLnya," katanya.(*)
(T.M041/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010