Jakarta (ANTARA) - Banjir bandang menggenangi 23 desa di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai dampak dari cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah tersebut.

Penjabat Bupati Malaka Viktor Manek dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan laporan sementara tiga orang warga meninggal terseret banjir.

Baca juga: Presiden minta penanganan bencana di NTT dan NTB dilakukan cepat

Baca juga: DPR sampaikan duka atas musibah banjir di NTT


Viktor mengatakan bahwa penanganan banjir di Malaka masih belum bisa dilakukan, karena sulitnya akses menuju ke desa-desa yang terdampak. Saat ini pemerintah setempat fokus untuk menyelamatkan warga yang terdampak banjir.

Cuaca ekstrem yang terjadi di sebagian besar wilayah NTT termasuk Kabupaten Malaka disebabkan adanya siklon tropis Seroja yang tumbuh sejak Senin (5/4) dini hari pukul 01.00 WIB.

Siklon Seroja yang sudah mulai tumbuh sebagai bibit siklon sejak Jumat (2/4) di wilayah tersebut menyebabkan hujan intensitas lebat, gelombang tinggi dan angin kencang.

Wilayah yang terdampak siklon Seroja, yaitu Kabupaten Flores Timur berupa banjir bandang yang menimbulkan korban jiwa, Lembata, Sumba Timur dan angin kencang di Kota Kupang.

Selain korban jiwa, kerusakan berbagai fasilitas umum dan rumah warga juga tidak terhindarkan serta ratusan warga mengungsi.

Baca juga: Banjir NTT, BNPB tetap utamakan prokes dalam tanggap bencana

Baca juga: Akibat banjir bandang di NTT, BNPB laporkan 41 orang meninggal dunia

Pewarta: Desi Purnamawati/Bernardus Tokan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021