Jakarta (ANTARA) - Pelaksanaan protokol kesehatan diawasi ketat dalam uji coba pembelajaran tatap muka di SD Negeri Pademangan Barat 11, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu.

Tak hanya diawasi tenaga pengajar, protokol kesehatan itu juga diawasi pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya guna mencegah adanya penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Lurah Pademangan Barat Sugiharjo Timbo ditemui wartawan mengatakan pengurus RT/RW, tokoh agama, tokoh masyarakat, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), hingga Puskesmas dan Satpol PP ikut mengawasi protokol kesehatan dalam uji coba belajar tatap muka di SDN Pademangan Barat 11.

Pengawasan itu tentunya meliputi 3M (memakai masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak) baik siswa maupun tenaga pengajar.

"Tentunya kami sangat mendukung adanya uji coba belajar tatap muka ini. Kami bersama pihak terkait akan mengawasi protokol kesehatan utamanya di sekitar area luar sekolah," kata Timbo.

Begitu pun apabila kedapatan siswa maupun tenaga pendidik yang terpapar Covid-19, Timbo mengatakan pelacakan (tracking) akan dilakukan hingga ke penyebar pertama.

Baca juga: Hanya 30 persen siswa diizinkan orang tua ikuti sekolah tatap muka
Baca juga: Jaksel mulai uji coba sekolah tatap muka


Mereka juga berkolaborasi dalam penyemprotan cairan desinfektan, baik sebelum maupun sesudah belajar tatap muka dilakukan setiap harinya.

"Tidak hanya siswa dan tenaga pendidiknya saja yang kami lacak, tapi tentunya keluarga di rumah karena memang Covid-19 ini bisa cepat menyebar," katanya.

Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kecamatan Pademangan Ratih mengatakan setiap anggota FKDM diminta untuk tak segan menegur secara humanis kepada siswa maupun tenaga pendidik yang melanggar protokol kesehatan.

"FKDM tentunya sangat mendukung adanya belajar tatap muka ini. Setiap anggota kami minta untuk bersama-sama mengawasi protokol kesehatannya," kata dia.

Uji coba belajar tatap muka dilaksanakan selama empat jam dalam sehari mulai Pukul 07.00 hingga 10.00 WIB. Waktu yang singkat ini mengakibatkan hanya mata pelajaran yang bersifat esensial seperti Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Bahasa baik Bahasa Indonesia maupun Inggris.

"Yang dilaksanakan dalam tatap muka adalah mata pelajaran esensial saja. Selebihnya masih diajarkan secara daring," kata Kepala Sekolah SDN Pademangan Barat 11 Ramaita.

Baca juga: Peran orang tua dinilai penting untuk sukseskan belajar tatap muka
Baca juga: Uji coba belajar tatap muka di SDN Cipinang Melayu 8 diikuti 61 siswa


Jumlah siswa yang hadir juga diatur agar kapasitas kelas tidak penuh, dengan cara mengatur jumlah siswa yang mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka dan yang tetap mengikuti pembelajaran secara daring.

Ia mengatakan setiap guru telah dibekali materi sistem pengajaran campuran (blended learning) sebelum dimulainya uji coba belajar tatap muka ini.

Sistem pembelajaran itu diartikan adanya sinkronisasi antara pembelajaran tatap muka dan daring.

"Jadi dalam sistem pembelajaran blended learning ini materi yang diberikan antara tatap muka dan daring harus sinkron. Sehingga siswa yang belajar secara daring tidak tertinggal dari siswa yang mengikuti belajar tatap muka di sekolah," kata Ramaita.

Untuk mengikuti belajar tatap muka ini, dipastikannya wali siswa telah menyerahkan surat pernyataan yang menyatakan kesediaan anak untuk mengikuti pembelajaran tatap muka.

Jika tidak bersedia, maka siswa hanya dapat mengikuti belajar secara daring yang telah dilakukan sejak awal pandemi.

"Sebelum uji coba tatap muka ini kami sudah melayangkan surat pernyataan kepada wali siswa melalui WhatsApps grup. Jika bersedia anaknya belajar tatap muka maka surat mereka print dan menandatangani. Apabila tidak bersedia maka anaknya tetap mengikuti belajar daring dari rumah," katanya.

Baca juga: Jakarta Pusat uji coba 10 sekolah belajar tatap muka
Baca juga: Tinjau SMKN 2 Jakarta, Wali Kota cek kegiatan belajar tatap muka


Di lokasi yang sama, Wali Siswa Ruhmina (43) mengungkapkan rasa syukur kembalinya anak bersekolah secara langsung.

Ia mengaku khawatir bila siswa terus-menerus mengikuti pembelajaran secara daring dapat menurunkan kedisiplinan dan kualitas pendidikan yang diterimanya.

"Alhamdulillah saya bersyukur anak bisa sekolah langsung lagi. Kalau daring terus menerus lama-kelamaan anak nggak disiplin. Bangunnya suka siang dan belajarnya juga semaunya aja," kata Ruhmina.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021