Kawasan ini harus hidup
Jakarta (ANTARA) - Keberadaan Jakarta International Stadium (JIS) yang diproyeksikan menjadi salah satu arena pendukung gelaran Piala Dunia U-20 pada 2023, diharapkan menjadi pemersatu dan kebanggaan warga Jakarta hingga Indonesia.

"Dengan proyeksinya itu, JIS harus jadi pemersatu dan kebanggaan warga Jakarta hingga Indonesia secara umum," kata Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Iman Satria saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Iman kemudian menyebutkan JIS ke depannya harus dipertahankan sebagai representasi lokasi yang menjadi milik warga Jakarta dan Indonesia keseluruhan.

"Jangan nantinya didominasi pihak-pihak tertentu, ini harus menjadi milik warga Jakarta, karena dengan rasa kepemilikan tersebut, akan terbangun budaya dan perilaku dari masyarakat untuk menjaga seluruhnya dari tempat itu yang akhirnya ada motivasi masyarakat untuk menciptakan insan yang baik bagi sepak bola Indonesia," ucap Iman.

Namun demkian, Iman menyebutkan bahwa pihak pengelola harus juga bisa merawat seluruh kawasan JIS yang memiliki luas 221.000 meter persegi itu dengan baik dan jangan sampai terbengkalai ketika sudah rampungnya proyek tersebut.

Baca juga: JIS milik kita

"Kawasan ini harus hidup. Jakpro juga kan sudah ada inisiatif olahragawan untuk dikolaborasikan dalam mengelola aset olahraga Pemda itu bagus. Yang pasti, pemanfaatan kawasan ini harus maksimal, jangan takut rusak karena jika rusak karena dipakai itu gak apa-apa, jangan rusak karena terbengkalai," ujarnya.

Persatuan penonton
Sementara itu, Wakil Ketua Asprov PSSI DKI Jakarta Aldi Karmawan juga sepakat bahwa JIS yang dalam pembangunannya dibiayai APBD DKI Jakarta dengan nilai sekitar Rp4,08 triliun dapat menjadi kebanggaan bagi warga Jakarta dan Indonesia.

Selain itu, kata Aldi, JIS juga bisa mendorong persatuan penonton di Jakarta yang berdasarkan historisnya ada perselisihan suporter klub sepak bola Persija (The Jak Mania) dan Persitara (North Jak).

"Pasti bisa jadi kebanggaan dan lambang persatuan bagi Jakarta dan Indonesia, terutama ketika dipakai oleh Timnas kita, untuk latihan misalnya. Tapi jika nantinya ini akan jadi kandang Persija, harus dicari win-win solution, jangan sampai nantinya ada percikan-percikan misalnya Stadion Tugu dikasih ke Persitara," kata Aldi saat dihubungi di kesempatan berbeda.

Menurut Aldi, harus ada pemahaman juga terkait sejarahnya bahwa dua klub ini membawa nama Jakarta meski satu tim (Persija) berlaga di divisi teratas Liga Indonesia dan tim lainnya (Persitara) berlaga di Liga Tiga.

Baca juga: Mengenal teknologi pencahayaan dinding Jakarta International Stadium

"Tapi keduanya pernah bertarung di divisi yang sama (Liga 1)," ucapnya.

Stadion JIS yang terletak di Tanjung Priok, Jakarta Utara, ini digarap oleh BUMD DKI PT Jakarta Propertindo di atas lahan seluas 221.000 meter persegi. Stadion ini diprediksi akan memiliki kapasitas 82 ribu penonton dan dilengkapi berbagai fasilitas.

Fasilitas-fasilitas yang ada akan terbilang canggih mulai dari teknologi atap, lapangan, rumput, hingga sistem keamanan yang disebut akan memakai teknologi pengindera wajah.

Upaya mencegah kerusakan fasilitas stadion oleh oknum tak bertanggung jawab nyatanya juga dipersiapkan kontraktor dengan cara mengantisipasi masuknya penonton hingga ke dalam lapangan pertandingan dengan mempersiapkan barikade di tribun yang paling bawah menggunakan material khusus serta berdimensi lebar agar sulit dilompati penonton.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021