mengantisipasi adanya lonjakan kasus COVID-19 gelombang kedua
Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor mengupayakan perpanjangan operasional Rumah Sakit Sakit Lapangan (RSL) Kota Bogor yang dibiayai oleh Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dan kontraknya akan berakhir pada Minggu, 18 April 2021.

"Saya menginginkan agar operasional RS Lapangan tetap dilanjutkan. Paling tidak untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus COVID-19 gelombang kedua, pada bulan Ramadhan dan Lebaran," kata Wali Kota Bima Arya, di Kota Bogor, Selasa.

Menurut Bima Arya, Pemerintah Kota Bogor saat ini sedang membangun komunikasi dengan BNPB. "Informasi dari Kepala BNPB menyebutkan, untuk operasional RS Lapangan dananya sudah habis, tapi kemungkinan bisa dikucurkan lagi. Ini tergantung pada hasil review laporan keuangannya," katanya.

Karena itu, Inspektorat Kota Bogor saat ini sedang mereview laporan keuangan RS Lapangan Kota Bogor dan hasilnya akan disampaikan ke Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). "Hasil dari BPKP akan kami sampaikan ke BNPB. Semoga dalam sepekan ke depan ada kejelasannya," katanya.

Bima Arya juga menyatakan, mengkhawatirkan munculnya lonjakan kasus COVID-19 gelombang kedua. Pertimbangannya, di satu sisi menghadapi bulan Ramadhan dan libur Lebaran dan di sisi lain distribusi vaksin dari pemerintah pusat masih ada kendala.

"Karena itu, daerah harus mengantisipasinya, termasuk tetap mengoperasionalkan RS Lapangan," katanya.

Baca juga: RSL Kota Bogor rawat 56,25 persen pasien positif COVID-19

Baca juga: RS Lapangan Kota Bogor tangani 24 pasien positif COVID-19


Sebelumnya, Juru Bicara RS Lapangan Kota Bogor, Armein Sjuhari Rowi, mengatakan, tenaga kesehatan yang bekerja di RS Lapangan kontraknya selesai sampai 18 April 2021.

Menurut Armen, pengelola RS Lapangan menunggu perkembangan dari Pemerintah Kota Bogor, tapi operasional rumah sakit masih berjalan. Namun, tenaga kesehatan yang bekerja akan dikurangi jumlahnya.

Kalau sebelumnya, pada Januari hingga April ada sebanyak 225 orang tenaga kesehatan, maka setelah April kemungkinan hanya 110 orang tenaga kesehatan. "Pengurangan jumlah tenaga kesehatan ini juga disesuaikan dengan penularan COVID-19 yang trennya menurun di Kota Bogor," katanya.

Sebelumnya, Juru Bicara RS Lapangan Kota Bogor, Armein Sjuhari Rowi, mengatakan, tenaga kesehatan yang bekerja di RS Lapangan kontraknya selesai sampai 18 April 2021.

Menurut Armen, pengelola RS Lapangan menunggu perkembangan dari Pemerintah Kota Bogor, tapi operasional rumah sakit masih berjalan. Namun, tenaga kesehatan yang bekerja akan dikurangi jumlahnya.

Kalau sebelumnya, pada Januari hingga April ada sebanyak 225 orang tenaga kesehatan, maka setelah April kemungkinan hanya 110 orang tenaga kesehatan. "Pengurangan jumlah tenaga kesehatan ini juga disesuaikan dengan penularan COVID-19 yang trennya menurun di Kota Bogor," katanya.

RS Lapangan Kota Bogor sejak beroperasi pada 18 April 2021 hingga Minggu (11/4), telah merawat sebanyak 343 pasien positif COVID-19 dengan gejala ringan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 280 pasien dinyatakan telah sembuh, 33 pasien dirujuk ke RSUD Kota Bogor untuk perawatan lebih intensif, dan 13 pasien keluar atas permintaan sendiri (APS).

RS Lapangan Kota Bogor, pada Selasa hari ini, merawat delapan pasien yakni dua perempuan dan enam laki-laki. Kedelapan pasien tersebut, lima orang dari Kota Bogor, satu orang dari Kabupaten Bogor, serta dua orang dari luar Bogor.

Baca juga: Ridwan Kamil apresiasi peresmian RS Lapangan COVID-19 di Kota Bogor

Baca juga: TNI AD siapkan instalasi RS Lapangan RSPAD tingkatkan layanan COVID-19

 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021