Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan masih banyak properti yang tak sesuai standar keamanan pencegahan kebakaran.

"Sesungguhnya semua properti di Jakarta harus memenuhi standar. Tapi saat ini masih banyak di Jakarta properti yang tidak memenuhi standar, pengamanan dan pencegahan bahaya kebakaran," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Selasa.

Belum terpenuhinya standar itu, kata Riza, menjadi salah satu penyebab kebakaran di pasar selain faktor lainnya yang menyebabkan pasar-pasar di Ibu Kota rawan kebakaran, seperti instalasi listrik yang berusia tua hingga jarak antarkios yang saling berimpitan.

"Memang di pasar ini satu areal, satu properti yang rawan. Kenapa rawan, pertama mungkin pasarnya sudah lama yang menyebabkan instansi listriknya menjadi rapuh, kedua, pasar kan memang jaraknya berdekatan antara satu kios dengan kios lainnya," katanya

Selain itu, kata dia, umumnya pasar diisi barang-barang yang mudah terbakar. Kemudian, perilaku buruk orang yang ada di pasar juga menjadi faktor rawannya kebakaran terjadi.

"Di pasar itu umumnya orang datang ke sana dari semua daerah, dari mana-mana. Nggak ada aturan ke pasar tidak boleh merokok. Berarti ada potensi kebakaran karena rokok," katanta.

Pedagangnya juga merokok. "Jadi banyak faktor yang menimbulkan pasar itu termasuk wilayah properti rentan terbakar," ujarnya.

Baca juga: Pasar Kambing Tanah Abang terbakar
Baca juga: Pasar Inpres di Pasar Minggu terbakar
Petugas berdiri di lokasi pascakebakaran Pasar Inpres Pasar Minggu di Jakarta, Selasa (13/4/21). Kebakaran yang menghanguskan ratusan kios pedagang itu menyebabkan kerugian diperkirakan hingga Rp2 miliar. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Sama halnya dengan daerah-daerah padat di kota Jakarta yang rentan terbakar akibat instalasi listrik yang sudah lama, kompor gas, jarak antarhunian yang sangat berdekatan dan material pembangunnya yang terbuat dari kayu yang merupakan bahan mudah terbakar.

"Kita lakukan pencegahan, mulai sosialisasi bahkan sudah tempeli stiker di daerah-daerah RT dan RW yang rawan, namun itu tidak cukup," katanya.

Karena itu, Riza meminta jajarannya mengecek kelengkapan standar keamanan seluruh properti atau bangunan yang ada di Ibu Kota demi mencari solusi untuk menghindari bencana kebakaran.

"Saya sudah minta badan, Dinas, SKPD terkait untuk mendata. Mana gedung-gedung yang memenuhi syarat mana yang belum, yang belum karena apa, bagaimana solusinya, kita cari bersama sama solusinya," katanya.

Gedung-gedung di Jakarta, kara dia, supaya memenuhi standar tidak mudah terbakar dan memenuhi standar supaya penanganan cepat serta pengendalian cepat.

"Kemudian butuh keterlibatan masyarakat, karena baiknya regulasi yang dibuat, banyaknya aparat, tetap bergantung pada kita untuk menjaga dan memastikan properti kita dan lingkungan kita jauh dari potensi terbakar," tuturnya.

Dalam sepekan terakhir, setidaknya ada dua insiden kebakaran di dua pasar Ibu Kota  yakni pada Kamis (8/4) lalu di Pasar Kambing di Tanah Abang, Jakarta Pusat, terbakar akibat arus pendek (korsleting) listrik.

Kemudian selang beberapa hari, yakni pada Senin (12/4) Pasar Inpres Pasar Minggu di Jakarta Selatan dilalap si jago merah.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021