Caracas (ANTARA News) - Di satu bengkel di ibukota Venezuela, Caracas, para montir melucuti selusin mobil mewah dan memulai proses yang melelahkan untuk mengubah semua mobil itu jadi benteng berjalan.

Tekanan muncul saat pekerja mendatangi kendaraan, dan secara hati-hati mencabut jendela, mengganti panel dengan plat logam tebal. Sementara itu pelanggan lain berbaris di luar menunggu kendaraan mereka dipermak.

Negara Amerika Selatan itu menghadapi salah satu kejahatan paling tinggi di benua tersebut, dan sekalipun ekonominya mulai menggeliat, keamanan pribadi menjadi bisnis yang meledak.

Pemerintah sosialis pimpinan Presiden Hugo Chavez mengatakan, pemerintah menindak para pelaku dan akan mencegah pertumpahan darah dengan menempatkan petugas yang lebih terlatih dan mendapat bayaran lebih tinggi di jalan-jalan.

Chavez telah mengakui keprihatinan yang bertambah besar di masyarakat mengenai aksi kejahatan sebelum pemilihan anggota dewan legislatif pada September. Proses demokrasi itu dipandang penting sebagai uji coba untuk mengetahui dukungan buat mantan pasukan-para tersebut dalam proses menuju pemilihan presiden pada 2012.

Jaminan Chavez tak terlalu menenangkan hati Diana De Sousa, perancang pakaian yang berusia 25 tahun dan mengenang saat ia bersama seorang temannya berkendaraan ke satu pusat pertokoan di Caracas timur.

"Itu hari paling buruk dalam hidup saya," katanya. "Dua pria yang bersenjata dengan mengendarai sepeda motor, masing-masing satu di sebelah kami, berteriak ke arah kami agar keluar mobil. Teman saya menginjak rem, mereka menjambret kami dan membanting kami, lalu mereka mengambil semua milik kami dan meninggalkan kami di sana."

Menurut Lembaga Penelitian Mengenai Hidup Berdampingan dan Keamanan Warga (INCOCEC), organisasi lokal non-pemerintah yang menyatakan lembaga itu memperoleh datanya dari sumber polisi, terjadi 49 pembunuhan per 100.000 orang di Venezuela pada 2009.

Itu membuat negeri tersebut memiliki salah satu angka kematian paling tinggi di Amerika Selatan; perbandingan data yang dikumpulkan dari berbagai sumber menunjukkan itu adalah salah satu dari tiga yang tertinggi bersama Honduras dan El Salvador.

Di Caracas, angka itu melonjak jadi 140 per 100.000 orang, jadi tak terlalu mengejutkan jika kejahatan dilaporkan menempati posisi teratas dalam daftar kekhawatiran rakyat di Venezuela.

Kebanyakan pembunuhan terjadi di daerah kumuh di kota tersebut, tapi di daerah masyarakat kaya, para pengemudi, yang takut bahwa melambatkan kendaraan akan memberi peluang kepada para pembegal kendaraan, masih menerobos lampu merah di jalan yang seringkali sepi pada malam hari, ketika sedikit orang mau keluar rumah.

"yang benar adalah kami telah menciptakan larangan keluar rumah yang diberlakukan sendiri karena kenaikan ketidak-amanan yang menakutkan," kata Franklin Chaparro, mantan inspektur polisi yang sekarang mengelola perusahaan keamanan Serseco.

"Kekerasan yang tak pernah terjadi sebelumnya sangat mengganggu ... Sekarang orang harus belajar bagaimana mengalami perampokan di sini dan tetap selamat," kata Chaparro, sebagaimana dilaporkan wartawan Reuters, Eyanir Chinea.

Lonjakan tajam aksi pemerasan dan penculikan telah mendorong orang mengeluarkan biaya buat perlindungan pribadi. INCOCEC menyatakan jumlah peristiwa itu meningkat 47 persen dalam tiga bulan pertama 2010 jadi 393 kasus, dibandingkan dengan priode yang sama pada 2009. Perampokan juga telah melonjak.



Demi keselamatan

Melengkapi mobil dengan lapisan baja menelan biaya antara 12.000 dan 25.000 dolar AS, bergantung pada tingkat perlindungan yang diingini. Dan sebagian pelanggan juga memilih pemasangan alat pelacak satelit, sistem interkom, dan cara lain untuk membuat pengemudi terpisah dari dunia luar.

"Klien kami ingin perlindungan dari penjahat bersenjata yang mengedarai sepeda motor dan mengingini jam tangan mereka, telefon genggam Blackberry mereka atau malah mobil mereka," kata Oscar Sabater, Direktur Armor Blindados, yang kesibukan bengkelnya hanyalah satu dari puluhan perusahaan yang menawarkan layanan serupa pemasangan lapis-baja di Venezuela.

Dalam tindakan yang peringatan yang lebih kuat daripada di Baghdad atau di Kabul, Kedutaan Besar AS pada Maret menyatakan kedutaan itu telah menyarankan stafnya agar menggunakan kendaraan lapis baja antara ibukota Venezuela dan Bandar Udara Internasional Maiquetia di pantai Karibia, akibat tingginya resiko serangan.

Pemerintah Chavez berusaha untuk terus menyerang para penjahat di negara tempat senjata beredar luas dan mengalami kekurangan kendali atas penyebaran senjata. Penghujung tahun lalu, Venezuela mulai mengerahkan pasukan baru polisi nasional yang akan bekerja sama dengan ratusan personil keamanan kotapraja dan negara bagian, banyak di antara mereka melakukan korupsi.

Chavez mengatakan ia berusaha sebaik mungkin untuk memerangi kejahatan, yang menurut dia bersumber kesenjangan kekayaan yang sangat ekstrem yang disebabkan oleh pemerintah terdahulu. Ia juga menuduh kubu oposisi membesar-besarkan masalah untuk menciptakan ketakutan dan mengikis dukungan bagi kebijakan politiknya.

Mengenai kondisi saat ini, Alberto Penaranda, Direktur OAP --satu kelompok perusahaan keamanan yang melayani perusahsaan dan perorangan, mengatakan, "Orang sekarang menanam modal pada keamanan mereka sendiri, tindakan yang tak mereka lakukan sebelumnya."
(C003/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010