Guanling, China (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Regu penyelemat telah mengeluarkan 26 mayat dari dalam reruntuhan tanah longsor di provinsi Guizhou, China baratdaya, dan sebanyak 73 orang masih hilang, kata Markas Besar Dinas Tanggap Darurat, Sabtu.

Tim penyelamat sedang berusaha mencari tanda-tanda kehidupan, namun sejuah ini belum menemukan korban hidup, kata Ketua Tim Penyelamat, Pu Jianjiang.

"Meskipun harapan tipis, tapi kami masih tetap mencari korban hidup," katanya.

Lebih dari 700 anggota tim penyelamat dan alat-alat berat sedang berusaha membongkar tanah untuk mencari korban.

Tanah longsor itu terjadi pada Sabtu dinihari sekitar pukul 2.30 waktu setempat di Desan Dazhai, kabupaten Huanling, mengubur hidup-hidup 99 orang.

Sedikitnya 1.000 warga desa yang hidup di kawasan itu telah dievakuasi ke tempat aman.

Para pekerja medis melaksanakan pengobatan massal untuk mencegah terjangkitnya penyakit di wilayah longsor.

Tanah longsor itu disebabkan oleh curah hujan tinggi di bagian selatan dan baratdaya China sepanjang pekan lalu.

Hujan lebat itu menewaskan setidaknya 175, dan puluhan orang lagi dinyatakan hilang, sementara air sungai meluap dan tanah longsor memutus jalan raya dan jalur kereta api.

Hujan lebat menimbulkan banjir bandang, merendam tanaman, memutuskan hubungan lalu lintas dan komunikasi, yang memaksa pengungsian lebih dari satu juta warga, kata Kementerian Urusan Sipil.

Badan-badan penanggulangan bencana negara itu memperingatkan warga untuk mewaspadai banjir dan tanah longsor.

Pihak berwenang memperkirakan hujan masih akan mengancam pada hari-hari mendatang.

Provinsi-provinsi dan daerah-daerah yang paling parah dilanda banjir adalah Fujian, Jiangxi, Hunan, Giuangdong, Sichuan, Guizhou dan Guangxi.

(M043/B002/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010