Surabaya (ANTARA) - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menilai mahasiswa mempunyai peran sangat penting untuik mendukung Generasi Emas 2045, sesuai kapasitas dan bidang ilmu yang dimilikinya.

"Mahasiswa sebagai bagian dari stakeholders kampus memiliki peran dan fungsi yang besar dalam aspek moral, sosial dan intelektual," ujarnya, saat menjadi pembicara kunci Webinar Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bengkulu yang dipantau secara virtual dari Surabaya, Sabtu.

Webinar bertema "Peluang dan Tantangan Kampus dalam Mempersiapkan Generasi Emas 2045" tersebut juga diikuti anggota Komisi VIII DPD RI yang juga Ketua IKA Universitas Bengkulu Muhammad Saleh, Rektor dan Dekan Fakultas Hukum Universitas Bengkulu, Gubernur Mahasiswa Universitas Bengkulu Maulana Taslam dan jajaran pengurus BEM Universitas Bengkulu.

Senator asal Dapil Jatim itu menjelaskan peran mahasiswa dalam menyukseskan Generasi Emas 2045 sangat besar, yang dalam aspek moral mahasiswa dianggap sudah dewasa dalam memilih kehidupannya sendiri.

Menurut LaNyalla, mahasiswa yang memahami peranan dirinya dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, sepatutnya memiliki kerangka acuan dan penafsiran jelas atau lebih sering disebut dengan kesadaran ideologi.

"Kesadaran ideologi itu sebagai akibat internalisasi ideologi secara menyeluruh. Artinya, mengupayakan setiap potensi yang ada untuk menjalankan dan mempertahankan ideologinya," ucap dia.

Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu menjelaskan bahwa setiap tingkah laku dari individu atau kelompok ini sebagai tafsir terhadap ideologi.

"Dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya, sangat wajar jika mahasiswa memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainya. Apalagi tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka. Karena itu, baik buruknya nasib umat kelak, bergantung pada kondisi pemuda dan mahasiswa sekarang ini," katanya, menjelaskan.

Mahasiswa, kata dia, dapat berperan sesuai kapasitas dan bidang ilmu yang dimiliki untuk bersinergi dalam konsep yang dicanangkan dari bonus demografi menuju Generasi Emas 2045.

Namun, lanjut LaNyalla, hal ini membutuhkan peran dari negara, yaitu melalui penyiapan roadmap penyiapan infrastruktur pendidikan di Indonesia.

Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu menambahkan dengan berbagai tahapan yang disiapkan, bonus demografi yang dimiliki Indonesia akan menjadi berkah, sekaligus mampu menghadirkan Generasi Emas di tahun 2045.

"Sekali lagi, kampus harus menjadi ujung tombak dalam proses perjuangan, pembaharuan dan pembangunan bangsa. Mahasiswa sebagai salah satu aktor intelektual, sudah seharusnya kehadirannya diharapkan mampu membawa bangsa ini bertransformasi menuju ke arah lebih baik," tuturnya.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021