pemikiran Prof. Bungaran Saragih terkait sistem dan usaha agribisnis didasari pada karakteristik berdaya saing, berkerakyatan, terdesentralisasi, dan berkelanjutan.
Jakarta (ANTARA) - Sistem usaha agribisnis yang merupakan hasil pemikiran mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih dinilai masih relevan atau sesuai diterapkan untuk pembangunan sektor pertanian di Tanah Air saat ini.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdalifah Mahmud mengatakan pemikiran Prof. Bungaran Saragih terkait sistem dan usaha agribisnis didasari pada karakteristik berdaya saing, berkerakyatan, terdesentralisasi, dan berkelanjutan.

"Ini merupakan prinsip-prinsip dasar utama untuk mewujudkan pembangunan pertanian bagi peningkatan kesejahteraan petani serta memenuhi kebutuhan industri pangan Indonesia,” ujarnya di Jakata, Rabu.

Baca juga: BPS: Ekspor pertanian Maret meningkat dua digit

Dia menjelaskan Bungaran Saragih menciptakan paradigma baru soal pembangunan pertanian melalui pendekatan agribisnis dan selalu mendorong sektor pangan dan agribisnis Indonesia menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

"Agribisnis merupakan paradigma baru pembangunan ekonomi berbasis pertanian. Unsur utama pembangunan agribisnis meliputi dunia usaha skala mikro, kecil, menengah, besar,” ujar Musdhalifah pada Webinar Bedah Buku "Suara Agribisnis : Kumpulan Pemikiran Bungaran Saragih".

Sistem agribisnis meliputi: subsistem primer (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan) yang didukung secara terintegrasi oleh subsistem: Input, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang yang mengubah sumber daya menjadi produk-produk agribisnis.

"Pemikiran Prof. Bungaran Saragih sangat relevan dengan kebijakan pembangunan pertanian nasional saat ini dan masa mendatang, terkait sistem dan usaha agribisnis melalui peran aktif stakeholder,” ujarnya.

Baca juga: Bungaran Saragih: RI potensi ekspor jagung jika kendalikan mikotoksin

Pemerintah, lanjutnya, merupakan fasilitator dalam mewujudkan pembangunan agribisnis tersebut.

Menurut dia, pangan dan agribisnis menjadi salah satu motor penggerak dalam perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan.

Di tengah sektor lain berkontraksi negatif pada masa pandemi Covid, justru sektor pangan dan pertanian berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional. Sehingga diyakini aktivitas perekonomian sangat tergantung dengan sektor pertanian.

Dia mengungkapkan bahwa sektor pertanian adalah salah satu sektor penyelamat perekonomian Indonesia, pasalnya sektor ini dapat menahan laju kontraksi ekonomi nasional yang lebih dalam lagi.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University Bayu Krisnamurthi menambahkan strategi pembangunan ekonomi nasional agribisnis atau tepatnya sistem dan usaha agribisnis memang sangat melekat dengan sosok Bungaran Saragih.

Mantan Wakil Menteri Pertanian dan Wakil Menteri Perdagangan itu menyatakan Bungaran Saragih pada periode 2000-2004 mendapat kesempatan menjadi Menteri Pertanian. sehingga pengembangan sistem dan usaha agribisnis resmi menjadi strategi pembangunan pertanian dan coba dijalankan sepenuhnya oleh Kementerian Pertanian RI.

Sementara itu Bungaran Saragih menyatakan pertanian hingga saat ini hanya digunakan sebagai alat oleh pengusaha maupun pemerintah, padahal sektor tersebut jauh lebih besar dari yang dibayangkan potensinya dan peranannya bagi pembangunan.

Untuk itu, lanjutnya, diperlukan paradigma baru yakni sistem usaha agribisnis bagi pembangunan sektor pertanian di Indonesia.

“Dengan paradigma baru ini lebih mudah membangun pertanian dan lebih besar peranannya. Sektor ini tidak hanya melayani dirinya (pertanian), tapi justru melayani makronya,” kata dia.

Untuk itu, dia mengajak semua orang belajar dalam membangun sektor pertanian karena sektor ini penting bagi kemajuan bangsa.

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021