Jakarta (ANTARA) -
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad mengingatkan media agar tidak membuat analisa terkait ditemukannya posisi kapal selam, KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan Bali pada Rabu (21/4).
 
"Saya berharap kepada rekan-rekan media untuk tidak membuat analisa, tidak memberitakan yang mungkin belum dipastikan kebenarannya sehingga memberikan ketenangan kepada masyarakat khususnya informasi ini," kata Kapuspen TNI saat jumpa pers di Bali, Kamis, seperti dikutip dalam video rekaman dari Puspen TNI.

Baca juga: Kapuspen: TNI kerahkan 5 KRI dengan 400 personel cari KRI Nanggala
 
Menurut dia, kabar yang menyebutkan KRI Nanggala-402 ditemukan tidak bisa dijadikan dasar.
 
Riad mengatakan hal itu menanggapi sejumlah berita yang menyebutkan terkait penemuan lokasi hilangnya KRI Nanggala-402.
 
Salah satunya terkait laporan yang menyebutkan bahwa telah terdeteksi pergerakan di bawah air. Hal itu disebut telah dideteksi oleh KRI Raden Eddy Martadinata (KRI) Raden Eddy Martadinata (331).
 
"Selanjutnya dari temuan tersebut juga ada laporan di samping temuan minyak KRI REM 331 melaporkan telah terdeteksi pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2,5 knot kontak tersebut kemudian hilang sehingga masih tidak cukup untuk mengidentifikasi kontak dimaksud sebagai kapal selam," paparnya.

Baca juga: TNI: Komunikasi dengan KRI Nanggala terputus saat penembakan torpedo
 
Dia menegaskan, informasi itu tidak bisa dijadikan rujukan penemuan lokasi kapal selam buatan Jerman tersebut.
 
"Jadi saya tegaskan kembali berbagai berita yang disampaikan sudah ditemukan 21 jam itu sebenarnya belum bisa digunakan sebagai dasar," kata Riad.
 
KRI Nanggala-402 menjadi salah satu pelaku pada latihan penembakan rudal di Laut Bali, yang direncanakan dilaksanakan pada Kamis (22/4), yang juga disaksikan Tjahjanto dan Kepala Staf TNI AL, Laksamana Yudho Margono. KRI Nanggala-402 memiliki "saudara kembar", yaitu KRI Cakra-401.
 
Secara teknis, KRI Nanggala-402 berasal dari Type 209/1300 yang dibuat galangan kapal Howaldtswerke di Kiel, Jerman Barat, yang dipesan Indonesia pada 1977, dan memasuki dinas aktif pada 1981.
 
Sistem propulsi KRI Nanggala-402 berintikan motor diesel-elektrik Siemens low-speed yang tenaga kerjanya langsung disalurkan ke baling-baling di buritan.
 
Kekuatan daya dorongnya adalah 5.000 shp (shaft horse power), sedangkan baterai-baterai listriknya dengan bobot sekitar 25 persen bobot bruto kapal menyimpan daya listrik. Adalah empat mesin diesel MTU diesel supercharged yang bertanggung jawab dalam penyediaan daya listrik kapal.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021