Peningkatan target produksi ini, karena berdasarkan prakiraan, cuaca kemarau tahun ini bagus, sehingga produksi garam akan lebih baik dibanding tahun sebelumnya
Pamekasan (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pamekasan, Jawa Timur menargetkan produksi garam rakyat pada musim produksi garam tahun ini sebanyak 60 ribu ton, atau meningkat dua kali lipat dibanding produksi garam 2020.

"Peningkatan target produksi ini, karena berdasarkan prakiraan, cuaca kemarau tahun ini bagus, sehingga produksi garam akan lebih baik dibanding tahun sebelumnya," kata Kepala Bidang (Kabid) Perikanan dan Budidaya DKP Pemkab Pamekasan Lutfi Asari di Pamekasan, Minggu.

Ia menuturkan, pada musim produksi garam 2020, produksi garam di Kabupaten Pamekasan dari semua lokasi tambak garam sebanyak 30.726 ton.

Jumlah itu, merupakan hasil produksi garam dari 15 desa penghasil garam yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Galis, Pademawu dan Kecamatan Tlanakan dengan total luas areal tambak 913,5 hektare.

"Luas areal lahan tahun ini sama dengan tahun lalu, akan tetapi cuaca diperkirakan bagus, sehingga kami optimistis produksi akan meningkat tajam," katanya.

Jika cuaca saat kemarau normal dan tidak sering turun hujan, maka dalam satu musim petambak bisa memproduksi hingga 10 kali.

Menurut Lutfi, pada musim produksi garam pada 2020, petambak garam di Pamekasan rata-rata hanya bisa memproduksi garam antara dua hingga tiga kali, sehingga hasil produksinya juga sedikit.

"Jadi, target produksi garam 60 ribu ton ini merupakan target minimal, dan kami berharap bisa lebih dari itu. Tentunya apabila didukung oleh kondisi kemarau yang bagus, karena produksi garam ini bergantung pada kemarau," katanya.

Jika sering turun hujan seperti pada musim produksi garam 2020, maka hasilnya juga tidak akan maksimal.

Selain karena cuaca yang tidak mendukung, yang juga menyebabkan produksi garam pada musim produksi 2020 hanya sekitar 30 ribu ton lebih, juga karena pandemi COVID-19.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSPB) yang diberlakukan pemerintah, menyebabkan petani banyak tidak berproduksi.

"Sekarang situasinya sudah membaik, sehingga target yang produksi yang kami tetapkan juga bertambah dibanding tahun sebelumnya," kata Lutfi Asari.

Jumlah total luas areal tambak garam di Kabupaten Pamekasan sebesar 913,5 hektare, tersebar di 15 desa di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Galis, Pademawu dan Kecamatan Tlanakan.

Di Kecamatan Galis, ada empat desa yang menjadi produsen garam, yakni Desa Lembung, Polagan, Konang dan Desa Pandang, dengan luas tambak garam mencapai 458,6 hektare.

Di Kecamatan Pademawu desa yang memproduksi garam tersebar di delapan desa, yakni Desa Dasuk, Bunder, Pademawu Timur, Tanjung, Padelegan, Majungan, Pegagagan dan Desa Baddurih dengan luas tambak garam mencapai 445,4 hektare.

Sedangkan di Kecamatan Tlanakan, produksi garam di tiga desa, yakni Desa Tlesah, Tlanakan dan Desa Branta Tinggi dengan total luas tambak garam 9,6 hektare.

Dari 15 desa penghasil garam yang tersebar di tiga kecamatan itu, desa dengan luas tambak garam terbanyak ialah Desa Lembung, Kecamatan Galis, yakni 245 hektare dengan total produksi dalam kondisi normal mencapai 1.581,00 ton, sedangkan yang paling sedikit ialah Desa Tlesah, Kecamatan Tlanakan, yakni 2,6 hektare dengan total produksi rata-rata mencapai 33,00 ton.

Baca juga: Pamekasan kembangkan eduwisata garam

Baca juga: DPRD Jatim bahas perlindungan petani garam di Pamekasan

Baca juga: Penambak garam Pamekasan mulai gunakan teknologi

Baca juga: PT Garam ambil sampel garam rakyat untuk diuji di lab LN

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021