Saya senang karena JETCO ini akan mendorong kita lebih jauh untuk meningkatkan perdagangan dan kerja sama
Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Inggris menyepakati nota kesepahaman (MoU) untuk mengambil tindakan dalam meningkatkan potensi perdagangan yang sangat besar di antara kedua negara.

Hal itu disampaikan dalam keterangan tertulis Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Selasa.

Pada Senin (26/4) kedua negara merampungkan proses ulasan perdagangan bersama (joint trade review/JTR) dan penandatanganan nota kesepahaman yang menyetujui Komite Ekonomi dan Perdagangan Bersama (Joint Economic and Trade Committee/JETCO) sebagai langkah selanjutnya yang harus diambil.

Berdasarkan produk domestik bruto (PDB), Inggris adalah ekonomi terbesar ke-6 di dunia, dan Indonesia dengan cepat naik dari peringkat 16.

Namun, terlepas dari hubungan bilateral yang kuat, perdagangan antara Inggris dan Indonesia masih jauh lebih sedikit daripada yang seharusnya.

Indonesia adalah mitra dagang terbesar ke-52 Inggris, yang sekurangnya 30 posisi lebih rendah dari kemungkinan potensi sebenarnya.

Untuk itu, pemerintah Indonesia dan Inggris telah sepakat bahwa ada potensi besar yang belum dimanfaatkan untuk meningkatkan perdagangan, dan hal tersebut akan mengubah peringkat yang ada sekarang ini.

Beberapa tindakan sudah mulai diambil sebagaimana ditunjukkan melalui investasi Inggris ke Indonesia yang meningkat 53 persen pada 2019 bahkan selama masa pandemi.

Sebagai investor terbesar kedua dari Eropa di Indonesia, Inggris berinvestasi di lintas sektor perekonomian mulai dari energi, hingga farmasi, dan barang konsumen yang terjangkau.

Upaya Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan investasi asing langsung dengan mengembangkan iklim usaha, seperti melalui Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law), telah mendorong dunia usaha Inggris untuk mempertimbangkan investasi lebih lanjut.

Kamar Dagang Inggris di Indonesia (BritCham) memperkirakan bahwa investasi Inggris telah menciptakan lebih dari satu juta pekerjaan di Indonesia.

Selain itu, Indonesia memiliki surplus perdagangan (barang) dengan Inggris. Inggris adalah pasar penting untuk alas kaki, pakaian, dan produk kayu Indonesia.

Untuk itu, upaya meningkatkan perdagangan kedua negara adalah solusi yang saling menguntungkan bagi Inggris dan Indonesia.

Proses JTR yang telah selesai dan JETCO yang telah diluncurkan merupakan tonggak penting lainnya dalam upaya peningkatan perdagangan bilateral Indonesia-Inggris.

JTR meletakkan dasar untuk mengubah perdagangan bilateral dengan mengkaji keadaan hubungan perdagangan dan investasi bilateral Inggris dan Indonesia saat ini, dan memberikan rekomendasi kebijakan terperinci kepada kedua negara mengenai langkah-langkah meningkatkan perdagangan dengan mengatasi masalah perdagangan dan hambatan untuk berbisnis.

Berbagai diskusi telah difokuskan untuk mengidentifikasi berbagai sektor yang berpotensi untuk menumbuhkan perdagangan dan membangun kemitraan usaha baru antarkedua negara, termasuk di sektor pendidikan, produk pertanian, makanan dan minuman, teknologi, farmasi dan perawatan kesehatan, infrastruktur dan transportasi, kayu dan produk kayu, energi terbarukan dan pertumbuhan hijau, layanan keuangan dan profesional, serta ekonomi kreatif.

Penandatanganan MoU JETCO merupakan langkah baru yang membawa Inggris dan Indonesia sepakat untuk membentuk suatu komite bersama yang akan meningkatkan perdagangan dan investasi di sektor-sektor utama dengan menangani masalah pasar bebas dan akses pasar.

JETCO akan fokus pada makanan, minuman dan produk pertanian serta energi terbarukan/pertumbuhan hijau. Pemerintah Indonesia dan Inggris akan membentuk kelompok kerja lintas sektoral pemerintah, melibatkan pelaku industri dari kedua belah pihak.

KADIN dan BritCham telah memulai ini dengan kelompok yang dipimpin bisnis yang melihat kolaborasi dalam energi terbarukan.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins mengatakan bahwa Indonesia memiliki populasi muda yang berbakat dan terus mencari peluang; infrastruktur dan industri yang berkembang pesat; dan potensi besar dalam energi terbarukan, kendaraan listrik, serta teknologi lain yang berkembang pesat yang akan mendominasi perekonomian pada tahun-tahun mendatang.

"Saya senang karena JETCO ini akan mendorong kita lebih jauh untuk meningkatkan perdagangan dan kerja sama," ujarnya.

Lebih lanjut dia menegaskan bahwa perdagangan Inggris-Indonesia adalah peluang yang bisa sangat menguntungkan kedua negara, dan investasi Inggris ke Indonesia meningkat secara cepat.

"Dalam tinjauan terpadu tentang kebijakan luar negeri, keamanan, pertahanan, dan pembangunan, Inggris menegaskan komitmennya terhadap kawasan Indo-Pasifik sebagai mesin ekonomi global dan pusat kebudayaan global," kata Dubes Jenkins.

Owen mengungkapkan bahwa JETCO dilengkapi dengan tawaran Inggris yang lebih luas ke Indonesia, termasuk pembiayaan ekspor Inggris (UKEF) yang dapat mendukung Pemerintah Indonesia dengan pembiayaan jangka panjang yang sangat kompetitif untuk dapat mencapai tujuan pembangunan Indonesia.

Menteri Perdagangan Internasional Inggris Liz Truss mengatakan bahwa Indonesia pada 2050 diprediksi akan menjadi salah satu dari lima ekonomi terdepan secara global, maka JETCO menetapkan ambisi Inggris untuk memperkuat hubungan perdagangan dan investasi antara kedua negara serta membuka pasar baru untuk perusahaan-perusahaan Inggris.

"Kami ingin memperkuat hubungan perdagangan dengan negara-negara yang bervisi serupa, seperti misalnya Indonesia, di mana kita memiliki keyakinan yang sama terhadap demokrasi dan sistem internasional yang berbasis peraturan, yang membantu memperkuat kemitraan dinamis 'Global Britain' dengan ASEAN dan Asia Tenggara," ujar Truss.

Sementara itu, Komisaris Perdagangan Inggris untuk Asia-Pasifik Sam Myers mengatakan bahwa MoU itu merupakan langkah penting untuk memperdalam hubungan perdagangan Inggris dengan Indonesia, yang merupakan ekonomi terbesar di ASEAN.

"Hal ini akan menciptakan mekanisme formal untuk mengatasi peluang dan tantangan bisnis di tingkat senior pemerintah, dan memulai diskusi khusus sektoral di sembilan bidang prioritas. Kami sudah memiliki hubungan yang produktif dalam bisnis energi terbarukan dan pertumbuhan hijau, serta produk makanan dan minuman - menciptakan prospek baru untuk kemitraan dan kemakmuran bersama," katanya.

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021