Kami akan terus berfokus untuk mempercepat laju pertumbuhan kredit, sejalan dengan pemulihan perekonomian yang diharapkan dapat direalisasikan dengan penyelesaian program vaksinasi nasional
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Permata Tbk (PermataBank) meraup laba bersih pada kuartal I 2021 sebesar Rp494 miliar, meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang Rp2 miliar.

Plt Direktur Utama PermataBank Abdy Dharma Salimin mengatakan perseroan konsisten menerapkan strategi usaha berkesinambungan sehingga sukses membukukan pertumbuhan laba bersih secara signifikan, menjaga kualitas aset pada level yang aman, serta memelihara posisi likuiditas dan permodalan untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang lebih baik.

"PermataBank memulai 2021 dengan hasil yang memuaskan. Upaya kami untuk bangkit bersama dan terus memberikan kontribusi positif terhadap pemulihan ekonomi Indonesia telah diwujudkan dengan strategi dalam memperluas skala, memperdalam hubungan dengan nasabah, dan memberikan solusi perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Bertambahnya kapital PermataBank menunjang semakin kuatnya inisiatif digitalisasi perbankan yang kami berikan bagi nasabah setia PermataBank," ujar Abdy melalui keterangan di Jakarta, Jumat.

Emiten berkode saham BNLI itu membukukan pertumbuhan total aset sebesar 21,5 persen (yoy) menjadi sebesar Rp203,5 triliun yang mengantarkan perseroan sebagai salah satu 10 bank komersial terbesar di Indonesia berdasarkan total aset.

Pendapatan operasional tercatat sebesar Rp2,4 triliun atau tumbuh sebesar 14,1 persen (yoy) sejalan dengan pertumbuhan aset dan bisnis bank setelah penyelesaian integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia pada Desember 2020.

Baca juga: Permatabank yakin cetak kinerja positif pada 2021

Sementara itu, penyaluran kredit tumbuh 6,6 persen (yoy) menjadi sebesar Rp117,7 triliun terutama didorong oleh pertumbuhan kredit pada segmen wholesale banking sebesar 28,7 persen (yoy) dan kredit KPR 15,5 persen (yoy).

Selain itu, bank tetap menerapkan manajemen biaya operasional secara optimal tercermin dari perbaikan rasio beban operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) menjadi sebesar 82,3 persen atau membaik 11,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 94 persen.

"Bank juga memastikan kecukupan pencadangan kerugian penurunan nilai secara pruden untuk mengantisipasi potensi kerugian mengingat dampak pandemi COVID-19 yang masih berlanjut di tahun berjalan," ujar Abdy.

Rasio pencadangan terhadap NPL terjaga baik di kisaran yang cukup konservatif yaitu 246 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 152 persen.

Walaupun demikian, dengan perbaikan kualitas aset yang terjadi selama periode berjalan, jumlah biaya penyisihan penurunan nilai kredit turun sebesar 34 persen menjadi Rp420 miliar pada kuartal I 2021.

Di tengah dampak pandemi yang cukup signifikan terhadap rasio NPL industri perbankan, lanjut Abdy, perseroan berhasil menjaga rasio NPL gross dan NPL net masing-masing pada level 2,9 persen dan 1 persen, lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu masing-masing pada level 3,2 persen dan 1,2 persen.

"Perbaikan NPL akan terus dicapai dengan adanya restrukturisasi kredit bermasalah, penghapusan kredit, penjualan kredit NPL dan pertumbuhan kredit good book," kata Abdy.

Posisi likuiditas bank terjaga kuat yang tercermin pada rasio loan to deposit ratio (LDR) sebesar 77 persen pada akhir Maret 2021, turun dibandingkan dengan posisi tahun lalu yang sebesar 80 persen.

Hal itu dikontribusikan antara lain oleh peningkatan simpanan nasabah yang tumbuh sebesar 12,2 persen (yoy) dengan rasio CASA sebesar 54 persen, menguat di bandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51 persen.

"Kami akan terus berfokus untuk mempercepat laju pertumbuhan kredit, sejalan dengan pemulihan perekonomian yang diharapkan dapat direalisasikan dengan penyelesaian program vaksinasi nasional," ujar Abdy.

PermataBank juga terus mendorong penerapan digitalisasi dalam transaksi perbankan. Transaksi digital dari semua digital channel terutama PermataMobile X dan PermataNET mengalami pertumbuhan signifikan sebesar dua kali lipat dibandingkan tahun lalu, sedangkan transaksi QR Pay melalui PermataMobile X mengalami pertumbuhan paling tinggi yang mencapai di atas 400 persen.

Untuk mendukung inklusi keuangan dan akselerasi digital guna membantu perekonomian Indonesia di masa pandemi, PermataBank juga memberikan layanan PermataQR bagi pelaku usaha terutama sektor UMKM agar dapat menerima pembayaran non-tunai dan mendukung upaya Bank Indonesia dalam mencapai target 12 juta merchant di Indonesia.

"Digitalisasi juga diterapkan dalam pelayanan melalui kantor cabang dengan bertambahnya Model Branch sebagai salah satu upaya menghadirkan pengalaman perbankan yang seamless dalam pelayanan offline dan online," kata Abdy.

Baca juga: PermataBank dan Bangkok Bank Indonesia resmi bersatu
Baca juga: Chalit Tayjasanant gantikan Ridha Wirakusumah jadi Dirut PermataBank

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021