Sungailiat, Bangka (ANTARA News) - Kepala Peneliti Oseanografi pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sri Juana, menyatakan ikan nila yang selama ini hidup di air tawar ternyata juga bisa berkembangbiak di air laut.

"Ikan nila cocok hidup di air laut untuk menggantikan spesies ikan kakap sudah berkurang akibat penangkapan para nelayan," katanya di Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel), Minggu.

Ia mengatakan, ikan nila yang selama ini hidupnya di air tawar bisa dibudidaya di laut yang memiliki kadar garam 29 sampai dengan 32 promil.

"Sebelum ikan nila dipindahkan ke laut untuk dilakukan budidaya, maka pada tahap awal mesti melalui proses adaptasi terhadap ikan nila tersebut di dalam air yang memiliki kandung air garam lebih kurang 30 promil," katanya.

Sri Juana mengatakan, selain untuk menggantikan ikan kakap yang sudah berkurang akibat penangkapan para nelayan, ikan nila yang sudah beradaptasi dengan air laut mempunyai keunggulan yaitu rasa dagingnya yang lebih enak atau kenyal.

"Pada tahun ini kami sedang melakukan proses adaptasi ikan nila di Balai Benih Ikan Sungailiat (BBIS) Bangka, sebanyak 1.000 ekor, dan pada tahun sebelumnya sudah berhasil melakukan hal yang sama sebanyak 1.500 ekor di Kabupaten Belitung," jelasnya.

Menurut dia, ikan nila dari sejarah nenek moyang sebenarnya berasal dari laut, dengan perkembangan jaman ikan nila sekarang lebih banyak dibudidaya di air tawar oleh masyarakat.

"Ikan nila yang dibudidaya di air laut lebih kurang selama lima bulan sudah bisa dikonsumsi," katanya.

Ia mengatakan, ikan nila yang sudah beradaptasi dengan air laut, bisa dilepas bebas di perairan laut sebagaimana ikan laut pada umumnya.

"Mengingat ikan nila air laut bertujuan menggantikan ikan kakap, diharapkan harganya pun juga memiliki nilai ekonomi tinggi," ujarnya. (KR-HDI/E001)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010