pengendalian kasus COVID-19 harus selalu diupayakan oleh infrastruktur koordinasi dan kelembagaan pusat hingga daerah.
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mendorong agar posko desa/kelurahan makin meningkatkan perannya untuk membantu menekan kasus COVID-19.

"Adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Mikro dan posko di tingkat desa/kelurahan yang berfungsi dengan baik seharusnya bisa meredam potensi kenaikan kasus," kata Wiku saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Posko berfungsi untuk pencegahan, penanganan, pembinaan, pendukung. Dengan demikian, peran posko sangat penting dalam mendukung kesuksesan segala upaya pengendalian kasus COVID-19 termasuk menyebarluaskan informasi, mendidik masyarakat dan memastikan protokol kesehatan diterapkan.

Menurut Wiku, pengendalian kasus COVID-19 harus selalu diupayakan oleh infrastruktur koordinasi dan kelembagaan pusat hingga daerah.

Dalam organisasi Satgas Daerah dan posko tersebut sudah ada unsur pemerintah daerah, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian RI (Polri), tokoh masyarakat, tokoh agama dan unsur masyarakat lainnya.

Fungsi pembinaan yang dilakukan oleh anggota TNI dan Polri bila ada pelanggaran protokol kesehatan di masyarakat dalam skala mikro.
Baca juga: Satgas COVID-19: Posko desa efektif perkuat PPKM Mikro
Baca juga: Pemerintah perkuat karantina selama PPKM Mikro melalui posko desa


Diberitakan, adanya indikasi lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia dalam kurun sepekan terakhir akibat perilaku abai masyarakat terhadap protokol kesehatan.

"Kemarin kita tahu, biasanya laju kasus COVID-19 di Indonesia di bawah 5.500 kasus. Kemarin faktanya meningkat sebanyak 5.800. Artinya ada tambahan sebanyak 600 kasus," kata Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi saat memberikan keterangan kepada wartawan secara virtual, Jumat sore.

Walaupun kasus terkonfirmasi di Indonesia secara rata-rata masih dalam batas normal, kata Siti Nadia, namun peningkatan kasus kematian dalam sepekan terakhir meningkat sebanyak 20 persen.

Selain itu, ditemukan kluster baru dalam sepekan terakhir yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia akibat perilaku abai masyarakat terhadap protokol kesehatan.

"Pekan ini muncul berbagai kluster, seperti perkantoran, buka puasa bersama, Tarawih di Banyumas, mudik di Pati hingga takziah di Semarang," ujar Siti.

Siti mengatakan kemunculan kluster baru sangat mengkhawatirkan sebab tingkat penyebaran virus yang bersifat masif sehingga jumlah warga yang positif terinfeksi COVID-19 meningkat dalam waktu singkat.
Baca juga: Mendes: Revitalisasi Posko Desa Tanggap COVID-19 perkuat penanganan
Baca juga: Kemenkeu sisir anggaran untuk Posko Tangguh COVID-19 di desa-kecamatan

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021