Jakarta (ANTARA) - Koordinator Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Mayjen TNI Tugas Ratmono mengatakan angka hunian pasien per tanggal 2 Mei 2021 sebesar 26 persen.

"Jumlah pasien RSDC Wisma Atlet Kemayoran tanggal 2 Mei 2021 sebanyak 1.559 orang, dengan kapasitas 5.994 tempat tidur. Angka hunian sebesar 26 persen," kata Mayjen Tugas dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Mayjen Tugas mengingatkan agar protokol kesehatan terus diterapkan sehingga angka infeksi COVID-19 tidak naik kembali.

Menurut dia, angka infeksi COVID-19 masih fluktuatif. Dari data-data sebelumnya, jika muncul kelengahan pada penerapan protokol kesehatan seperti libur bersama, infeksi COVID-19 kembali naik.

Selain itu, angka hunian di RSDC Wisma Atlet Kemayoran selalu berkorelasi dengan data-data infeksi COVID-19 di DKI Jakarta dan nasional.

Baca juga: Mendagri beri sinyal Sumsel siapkan Wisma Atlet untuk isolasi COVID-19

"Jika di DKI dan nasional naik maka pasien di sini juga naik, demikian juga sebaliknya,” ujar Jenderal kesehatan militer bintang dua yang juga menjabat Kepala Pusat Kesehatan TNI.

Mayjen Tugas menegaskan angka hunian 26 persen itu bukan merupakan angka terendah sejak rumah sakit dibuka untuk publik. Sebelumnya pada 12 April 2021, angka hunian RSDC Wisma Atlet Kemayoran berkisar di angka 20 persen dengan jumlah pasien 1.244 orang.

“Saat ini ada sedikit kenaikan, kita berharap tidak kembali naik,” harap Mayjen Tugas.

Angka hunian di RSDC Wisma Atlet Kemayoran mencapai angka tertinggi pada 27 September 2021 sebanyak 5.080 pasein dan 5.036 pasien di tanggal 24 Januari 2021.

Mayjen Tugas menyatakan penurunan angka hunian itu merupakan keberhasilan masyarakat dalam memerangi COVID-19. Jika semua pihak terus disiplin menjalankan protokol kesehatan, angka COVID-19 akan melandai.

“Kuncinya utamanya tetap disiplin protokol kesehatan,” ujar Mayjen Tugas.

Baca juga: 1.559 pasien COVID dirawat di RS Wisma Atlet kemayoran

Mayjen Tugas menyatakan vaksinasi COVID-19 menjadi salah satu upaya untuk memutus mata rantai virus corona. Namun vaksinasi bukan satu-satunya cara, karena vaksinasi tidak akan membuat seseorang kebal sepenuhnya.

“Vaksinasi itu sangat penting, seseorang yang divaksin jika dia terinfeksi COVID-19, dampaknya akan ringan karena sudah ada mekanisme pertahanan tubuh yang dipicu vaksin. Vaksinasi harus terus diiringi disiplin protokol kesehatan,” jelas Tugas.

Karena itu Mayjen Tugas Ratmono menyerukan agar penerapan disiplin prokes tidak mengendor meski program vaksinasi terus berjalan.

“Kita mesti disiplin protokol kesehatan sampai benar-benar diumumkan secara resmi oleh pemerintah bahwa COVID-19 telah usai. Sebelum itu diumumkan, ya kita mesti selalu disiplin prokes,” tegas Mayjen Tugas.

Baca juga: Pasien RSD Wisma Atlet sembuh dari COVID-19 sebanyak 79.119 orang

Pewarta: Fauzi
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021