Jakarta (ANTARA) - Publikasi Kerja Sama Uni Eropa-Indonesia edisi 2021 yang menyoroti tema pemulihan hijau atau green recovery, diluncurkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia Suharso Monoarfa dan Duta Besar EU serta negara-negara anggota EU di Indonesia.

Menampilkan beragam program kerja sama pembangunan Team Europe yang terdiri atas EU dan negara-negara anggotanya, publikasi tersebut memuat pemulihan dari pandemi secara inklusif dan berkelanjutan yang merupakan kunci prioritas pembangunan EU dan Indonesia.

“Saya bangga dengan publikasi tahun ini, yang menyajikan kisah-kisah nyata dari peserta program kami. Ini menunjukkan bahwa kerja sama kami dengan Indonesia tidak hanya turut mengatasi tantangan global, tetapi juga memberikan manfaat bagi para individu dan masyarakat yang terdampak,” ujar Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket dalam keterangan tertulisnya, Selasa.

EU memulai siklus program yang baru pada 2021. Tujuan utamanya adalah membangun “Agenda Hijau” yang komprehensif dan inklusif bersama Indonesia.

Agenda ini dapat mencakup lebih banyak investasi hijau, perdagangan, kerja sama dalam energi terbarukan dan ekonomi sirkular, dengan tujuan akhir bergerak bersama menuju netralitas iklim.

Melalui upaya bersama, EU dan Indonesia dapat mengatasi krisis kesehatan dan memastikan pemulihan ekonomi yang hijau dan berkelanjutan. Hingga saat ini, Team Europe telah memberikan bantuan sebesar 200 juta euro (sekitar Rp3,5 triliun) untuk mendukung upaya Indonesia dalam menangani pandemi COVID-19.

Sebuah program baru-baru ini diluncurkan bersama Kementerian Kesehatan Indonesia dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk memperkuat sistem kesehatan Indonesia dan kesiapsiagaan ancaman pandemi.

Publikasi terbaru ini juga menampilkan dukungan Team Europe untuk kelompok rentan dan organisasi masyarakat sipil, serta bantuan teknis untuk instansi pemerintah Indonesia.

“Uni Eropa adalah mitra Indonesia yang kuat dan teguh. Kami mendukung kemajuan Indonesia untuk mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030, dan tujuannya untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045. Uni Eropa percaya bahwa tujuan ini harus dan bisa dilakukan bersama aksi iklim, menggunakan sumber daya alam yang berkelanjutan,” ujar Piket.

Baca juga: Sri Mulyani sebut pemulihan harus berlandaskan ekonomi hijau
Baca juga: Pemulihan hijau jadi harapan kala ancaman iklim terus hantui dunia
Baca juga: Revolusi hijau percepat pemulihan lahan kritis Kalsel


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021