Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mempersiapkan kapasitas rumah sakit untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif COVID-19.

"Saya hanya ingin memberikan gambaran bahwa kapasitas rumah sakit dan ICU yang kita miliki itu masih 3 kali lebih besar dari pada kapasitas tempat tidur dan ICU yang kita dedikasikan untuk COVID, yaitu sekitar 70.000 untuk tempat tidur isolasi dan 7.500 untuk ICU khusus COVID-19," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin di Kantor Presiden Jakarta, Senin.

Budi Gunadi mengungkapkan bahwa kapasitas tempat tidur rumah sakit di Indonesia adalah sekitar 390.000 tempat tidur.

"Yang bisa dipakai COVID karena harus isolasi ada sekitar 70.000 dan kita juga punya ICU untuk yang parah secara nasional adalah 22.000, tapi ICU yang didedikasikan untuk COVID ada sekitar 7.500 tempat tidur ICU," ujar Budi Gunadi.

Baca juga: Pemerintah targetkan 1 juta vaksinasi pada Juni 2021

Baca juga: Menkes Budi nilai vaksinasi bisa tekan meledaknya biaya kesehatan


Dari kapasitas 70.000 tempat tidur pasien COVID-19 tersebut, saat ini terisi sekitar 23.000 tempat tidur.

"Jadi kita masih punya room (kamar) sekitar 40.000 lagi atau masih sekitar hampir 200 persen atau dua kali lipat dari keterisian pasien COVID sekarang tapi kita tidak mengharapkan bahwa yang masuk rumah sakit akan naik dua kali lipat, ini hanya sebagai informasi bahwa kita sudah menyiapkan kapasitas 65.000 atau 70.000-an tempat tidur dan yang sekarang yang sudah terisi 23.000," ungkap Budi Gunadi.

Budi pun berharap kapasitas rumah sakit itu tidak perlu terpakai dan akan tetap kosong.

"Tapi kalau, toh, kasus konfirmasi naik, kita masih punya kapasitas rumah sakit yang kita bisa konversi untuk menjadi tempat merawat COVID-19 itu sebanyak 3 kali lipat, jadi mudah-mudahan room-nya kita masih ada," ucap Budi Gunadi.

Namun, dia mengingatkan bahwa kapasitas tersebut adalah kapasitas agregat nasional, bukan kapasitas yang merata di masing-masing daerah.

"Yang bahaya kalau kita lihat tanpa mendetailkan masing-masing provinsi karena beberapa provinsi sebenarnya jauh lebih tinggi keterisiannya dan ini yang harus menjadi perhatian kami di pemerintah pusat dan juga para pemerintah daerah," ungkap Budi Gunadi.

Ia pun meminta para kepala daerah untuk menjaga kapasitas ketersediaan tempat tidur isolasi maupun ICU.

"Yang sudah cukup tinggi adalah Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Jambi Kalimantan Barat, Lampung dan NTT. Ini adalah 8 provinsi dengan tingkat keterisian tertinggi tempat tidur isolasinya maupun tempat tidur ICU, jadi ini yang harus waspada dan hati-hati," ucap  Budi Gunadi.

Sedangkan untuk provinsi di pulau Jawa menurut Budi tingkat keterisian tempat tidur pasien COVID-19 masih rendah.

"Jadi Yogjakarta paling tinggi, Jawa Tengah, Jawa Barat dan kita bisa lihat bahwa DKI Jakarta, Banten baru Jawa Timur," kata Budi Gunadi.

Sementara untuk cadangan 4 jenis obat utama yang dibutuhkan pasien COVID-19 menurut Budi juga masih tersedia.

"Kalau tiba-tiba (pasien) naik 50 persen, kita tahu berapa stok obat yang kita miliki secara nasional, kita masih lebih dari cukup dan kita bisa meredistribusikan obat-obat tersebut ke daerah-daerah yang kurang, jadi beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan memang kita amati stok obatnya masih belum cukup nah kita masih punya waktu sebelum Lebaran kita akan isi dengan ketersediaan obat," ungkap Budi Gunadi.

Hingga 9 Mei 2021 total kasus COVID-19 di Indonesia mencapai 1.713.684 orang atau bertambah 3.922 pada Minggu (9/5). Pasien yang dinyatakan sembuh bertambah 4.360 orang menjadi 1.568.277 dan pasien meninggal dunia bertambah 170 orang sehingga totalnya 47.012 orang telah meninggal.*

Baca juga: Menkes Budi nilai vaksinasi bisa tekan meledaknya biaya kesehatan

Baca juga: Kemenkes susun rencana imunisasi 14 jenis vaksin secara nasional

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021