Tabanan (ANTARA News) - Fornel Bruno (51), wisatawan asal Belgia yang nekad berenang pada malam hari akhirnya ditemukan tewas setelah terseret arus di Pantai Yeh Gangga, Kabupaten Tabanan, Bali.

"Pada Jumat (13/8) malam sekitar pukul 19.00 Wita, `bule` tersebut nekat nyemplung berenang, padahal ombak di Pantai Yeh Gangga, cukup besar," kata Bendesa Adat Yeh Gangga I Ketut Leget saat dihubungi wartawan di Tabanan, Sabtu.

Ia menyebutkan, saat Brono hendak mandi, sebenarnya sudah diperingatkan oleh karyawan Villa Waka Gangga, tempat Bruno dan keluarga rencananya menginap, namun peringatan itu tidak diindahkan.

"Mereka malam itu baru saja datang dari Ubud, Gianyar, selanjutnya akan bermalam di vila di Pantai Yeh Gangga. Belum sempat masuk kamar, Bruno sudah lebih dulu terjun berenang ke laut," kata Leget yang ikut melakukan pencarian terhadap korban.

Bersama ketiga anaknya, Bruno awalnya berenang di pinggir, namun tampaknya tanpa disadari, tubuhnya terus terseret ke tengan laut hingga jarak sekitar 25 meter dari bibir pantai.

Dikatakan Leget, saat itu arus bawah laut cukup kuat sebagaimana masyarakat Bali kerap menyebutnya sebagai "sawangan".

Sawangan itu, sambung Leget, meskipun di permukaan terlihat tenang, namun di bagian bawah air laut terdapat arus yang cukup kuat.

"Korban mungkin saja tidak mengetahui jika di bawah permukaan arusnya kuat, sehingga ia nekat mandi," ucap Leget.

Sekitar setengah jam lamanya, Brono dan tiga anaknya masih terlihat berenang di laut, sampai akhirnya tubuh Bruno dihantam ombak besar dan menyeretnya ke tengah laut hingga hilang dari pandangan.

Melihat ayahnya terseret ke tengah laut, ketiga anak korban langsung berteriak memanggil-manggil nama ayahnya dan meminta pertolongan warga yang tak lama kemudian segera mendatangi lokasi.

Melihat kejadian itu, petugas Polairud Polda Bali yang disiagakan di Pantai Yeh Gangga segera bergerak melakukan pencarian, dan akhirnya malam itu juga korban ditemukan tak jauh dari lokasi dalam keadaan sudah tak bernyawa.

Jasad korban segera dievakuasi dengan mobil ambulan ke Rumah Sakit Wisma Prasanti, Tabanan untuk dilakukan identifikasi dan selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar guna dimintakan visum dokter mengenai sebab-sebab kematiannya.

Kapolres Tabanan AKBP AA Made Sudana saat dikonfirmasi terkait kejadian itu mengatakan, berdasar hasil pemeriksaan luar terhadap jasad korban, ia diduga kuat murni tewas karena tenggelam digulung ombak.

"Kami tidak menemukan adanya tanda-tanda bekas tindak kekerasan pada tubuh korban," katanya kepada wartawan secara terpisah.(*)
(ANT-166/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010