Jakarta (ANTARA) - Polres Metro Jakarta Selatan membantu pemerintah dalam proses pelacakan (tracing) 
kontak erat warga yang positif COVID-19 setelah kembali ke Jakarta usai mudik Lebaran.

"Kami melaksanakan rangkaian 3T, yakni testing, tracing dan treatment sebagai tindak lanjut dari tes usap antigen dan saat ini sudah pada tahap tracing," kata Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Polisi Azis Andriansyah di Jakarta, Rabu.

Polres Jakarta Selatan hingga jajaran Polsek menjadi bagian bersama pemerintah daerah dan TNI dalam upaya percepatan menekan penyebaran COVID-19 khususnya saat arus balik Lebaran.

Tak hanya dalam rangkaian tes, tapi polisi di Jakarta Selatan itu juga melakukan pelacakan kontak erat.

Warga yang baru kembali ke Jakarta setelah mudik, kemudian didata Satgas RT/RW dan selanjutnya menjalani tes usap antigen apabila mereka tidak memiliki hasil negatif COVID-19 yang masih berlaku.

Baca juga: Polda Metro sambangi pemudik di Kalibata untuk tes usap COVID-19

Apabila berdasarkan hasil tes usap antigen warga tersebut positif, maka pihaknya juga melakukan pelacakan terhadap orang lain yang sempat kontak erat.

Azis menjelaskan kontak erat difokuskan kepada anggota keluarga, tetangga di lingkungan rumah, hingga rekan kerja di kantor untuk dilakukan tes usap antigen.

Jika dari hasil tes usap antigen mereka juga positif maka warga serta orang yang kontak erat harus isolasi mandiri dan dilakukan tes usap berbasis polymerase chain reaction (PCR).

"Sambil menunggu hasil PCR keluar, maka warga tersebut wajib melaksanakan isolasi mandiri. Jika hasil PCR sudah keluar dan dinyatakan positif, maka dilanjutkan dengan treatment," katanya.

Adapun alur dalam proses perawatan atau treatment, lanjut dia, dilakukan dengan dua cara yakni orang tanpa gejala (OTG) dan orang dengan gejala (ODG).

Baca juga: Hasil tes cepat, 148 orang reaktif COVID-19 di Posko Arus Balik

Untuk OTG, kata dia, perawatan bisa dilakukan di tempat khusus atau di rumah dengan catatan jauh dari keluarga atau orang lain.

Sedangkan bagi ODG, dilakukan perawatan di rumah sakit atau fasilitas lainnya yang memadai yang dibantu oleh petugas.

Kemudian, terhadap warga yang melakukan isolasi mandiri di lingkungan rumah, akan dibantu petugas atau warga dalam memenuhi ketahanan pangannya.

"Warga yang melaksanakan isolasi mandiri jangan sampai kesulitan kebutuhan pokoknya khususnya makan," kata Azis.
Baca juga: Anies inspeksi posko tes cepat antigen arus balik di Kabupaten Bekasi

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021