Berdasarkan data yang saya terima memang ada cadangan minyak dan gas tapi tidak menguntungkan untuk dikembangkan sehingga panas bumi tetap lebih baik.
Padang (ANTARA) - Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar mengemukakan Sumatera Barat memiliki potensi energi terbarukan yang cukup besar yaitu panas bumi.

"Berdasarkan data yang saya terima memang ada cadangan minyak dan gas tapi tidak menguntungkan untuk dikembangkan sehingga panas bumi tetap lebih baik," kata dia di Padang, Sabtu.

Ia menyampaikan hal itu pada webinar Minang Diaspora Network dengan tema Energi Sumatera Barat Saat Ini, Ke depan dan peluang Investasi yang diselenggarakan bekerja sama dengan Universitas Yarsi.

Baca juga: Kementerian ESDM modifikasi alat bor panas bumi Cisolok-Cisukarame

Menurut dia Sumbar termasuk yang dianugerahi energi panas bumi yang dapat menjadi sumber energi sepanjang waktu sebagaimana batu bara dan minyak.

Akan tetapi ia menyayangkan ada penolakan pengembangan energi panas bumi di Kabupaten Solok karena terjadi kesalahpahaman dan misskomunikasi.

"Mungkin ini kesalahan kita semua karena yang melakukan edukasi kepada masyarakat bukan engineer melainkan sarjana hukum," kata dia.

Baca juga: KSP: PLTA Sungai Kayan pacu pencapaian target bauran EBT pada 2025

Ia menilai karena yang mengedukasi adalah sarjana hukum pemahaman masyarakat soal panas bumi menjadi bias dan tidak terkendali.

Arcandra menceritakan saat berdialog dengan pemangku kepentingan setempat muncul pertanyaan apakah kehadiran panas bumi bisa merusak kulit atau menyebabkan air sawah menjadi kering.

Ia pun menjawab apakah bapak dan ibu punya sumber air panas, pernah mandi di sana dan apakah kulitnya melepuh atau terjadi sesuatu dan itulah panas bumi.

Menurutnya edukasi seperti ini harus dilakukan di Sumbar agar tidak terjadi bias di masyarakat.

"Mengedukasi masyarakat agar jangan sampai kufur nikmat penting karena Sumbar diberikan sumber energi geothermal yang amat disukai tapi tidak bisa dimanfaatkan karena kesalahan informasi," ujarnya.



 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021