Palembang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru meminta PT PLN (Persero) segera mewujudkan target rasio elektrifikasi 100 persen pada 2021.

“Saya minta sinerginya dari PLN karena Sumsel ini menargetkan wilayah ini masuk dalam tiga besar daerah yang memiliki ketahanan pangan terbesar tingkat nasional,” kata Herman Deru di Palembang, Senin.

Selain itu, kehadiran listrik ini sangat dibutuhkan demi peningkatan taraf hidup masyarakat sehingga PLN diharapkan dapat mewujudkan setiap desa di Sumsel itu teraliri listrik.

Pemprov Sumsel mengharapkan keseriusan PLN dalam menyediakan pasokan listrik ke masyarakat, terutama ke sentra-sentra produksi pertanian dan perikanan.

“Listrik ini benar-benar dibutuhkan, seperti di Desa Wahyu Mandira Kabupaten OKI yang dibutuhkan untuk kegiatan tambak udang,” kata dia.

Selama ini petambak terpaksa menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang menelan biaya cukup mahal.

Akibatnya, bukan hanya dibebani biaya pakan, petambak juga harus mengeluarkan biaya untuk membeli BBM untuk PLTD.

“Inilah yang membuat petambah terpaksa panen dalam 70 hari dan tidak berani panen sampai 110 hari, karena biaya terlalu mahal yang harus dikeluarkan,” kata dia.

Langkah konkrit juga dinantikan untuk pasokan listrik di beberapa desa yang masuk dalam taman nasional.

Selain itu, Pemprov juga menantikan pengembangan energi terbarukan, yang salah satunya yang sudah terapkan di Kota Pagaralam.

Sejauh ini rasio elektrifikasi di Sumsel sudah mencapai 98,3 persen pada 2020 sehingga pada tahun ini PLN memastikan akan memasok listrik di sejumlah desa yang tersebar di empat kabupaten.

Di Kabupaten OKI akan dialiri listrik di Desa Madira, Kecamatan Sungai Menang, di OKU Selatan di Desa Sinar Baru, Kecamatan Buay Pemaca, kemudian di dua desa Kabupaten Banyuasin dan tiga desa di Kabupaten Muara Enim.

Manajer Unit Layanan Pelanggan Martapura PT PLN Wilayah Sumsel, Jambi, dan Bengkulu, Febri Doni mengatakan saat ini PLN menggencarkan sosialisasi program listrik masuk sawah ke petani, penyuluh pertanian, hingga ke pemerintah kabupaten.

Ini lantaran Martapura memiliki 2.111 ha lahan sawah tadah hujan. Total sawah tadah hujan di Martapura menjadi yang terluas di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, yang memiliki lahan sawah seluas 22.428 ha. Sementara, luas persawahan irigasi mencapai 43.832 ha, dan persawahan rawa lebak 15.350 ha.

Selain itu, sejak lama Kabupaten OKU Timur menjadi lumbung pangan Sumsel setelah Kabupaten Banyuasin, dengan produksinya mencapai 1 juta ton lebih dan menjadi peringkat 14 secara nasional.

Sejauh ini rasio elektrifikasi di OKU Timur (termasuk Kecamatan Martapura) sudah mencapai 100 persen, dengan rincian pelanggan rumah tangga 80.359 pelanggan, industri 27 pelanggan, sementara sisanya pelanggan segmen sosial, bisnis, dan pemerintahan.

Wakil Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Zain Ismed mengatakan dukungan yang diberikan PLN untuk peningkatan produksi pangan ini patut diapresiasi karena saat ini semua elemen negara diharapkan dapat menjaga semangat petani dalam berproduksi di tengah pandemi COVID-19.

Ini karena sektor pertanian diakui dapat tetap tumbuh positif di tengah pandemi bahkan mampu menjadi penopang perekonomian Indonesia lantaran tingginya konsumsi dalam negeri terhadap kebutuhan pangan hasil pertanian, peternakan dan perikanan.

“Jangan sampai mereka malas bertani, bantulah seperti sarana dan prasarana dan beri kepastian bahwa produk yang mereka jual memberikan keuntungan,” kata Zain.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021