pelatihan pembuatan pupuk cair mengundang sejumlah warga desa binaan
Tangerang (ANTARA) - Tim dosen Kampus Universitas Multimedia Nusantara telah menyiapkan program untuk membantu warga desa binaan dalam mengubah sampah organik limbah rumah tangga menjadi pupuk cair organik yang berfungsi menyuburkan tanaman.

"Kami sudah melakukan riset dan uji coba di kampus, dalam pembuatan tong dan simulasi pembuatan pupuk cair di kampus bekerjasama dengan dosen-dosen Ilmu Komunikasi, Teknik dan Ekonomi Bisnis,” ujar Dr Indiwan seto wahjuwibowo selaku ketua tim di Tangerang, Selasa.

Ia mengatakan program pembuatan pupuk cair organik ini nantinya akan dilaksanakan di sejumlah desa Binaan kampus UMN seperti wilayah Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua dan di desa Lengkong Kulon serta desa Serdang Wetan, Kabupaten Tangerang. Tetapi sebelum diperkenalkan di desa binaan, secara terbatas sudah disimulasikan dan diuji coba di kampus UMN dan melibatkan sejumlah pedagang buah di wilayah Tangerang.

Menurut Indiwan yang juga Kepala Pengabdian Kepada Masyarakat UMN, saat ini di sekitar kampus pemanfaatan sampah atau limbah organik dari rumah tangga masih sedikit padahal apabila dikelola akan bisa menghasilkan uang.

Saat simulasi dan uji coba pembuatan pupuk cair, sampah organik dari kantin di kampus UMN kemudian dipilah dan dibersihkan dari sampah plastic dan B3. Kemudian dimasukkan ke dalam alat pemrosesan berupa drum atau ember dan dibantu proses pembusukannya menggunakan cairan EM4 atau larutan bioaktivator alami .

EM4 di gunakan untuk memfermentasi bahan organik di dalam tanah menjadi unsur - unsur organik serta meningkatkan kesuburan tanah dan produktifitas tanaman. EM4 juga dapat juga digunakan sebagai bioaktivator sebagai campuran pupuk kandang dan kompos.

“Setelah berhasil dan diujicoba di kampus, kemudian tim mulai melakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk cair dengan mengundang sejumlah warga desa binaan, khususnya dari Lengkong Kulon dan Bojong Nangka,” ujar Indiwan Seto.

Tujuan dan manfaat dari program ini adalah untuk membantu desa – desa binaan UMN seperti Lengkong Kulon dari segi pengelolaan sampah.

Baca juga: UMN perkenalkan program studi magister baru di bidang teknologi

Baca juga: UMN gelar parade film karya mahasiswa


Pengelolaan ini untuk sampah organik seperti kertas dan plastik atau bisa diolah menjadi kerajinan tangan. Untuk sampah anorganik seperti sisa makanan dan kulit buah. Dari sampah tersebut bisa dijadikan pupuk cair organik.

"Selain itu hasil dari pengelolaan ini bisa dijual dan menghasilkan uang yang digunakan untuk mengembangkan Desa Lengkong Kulon menjadi lebih baik," katanya.

Solusi yang ditawarkan dengan Program Kemitraan Masyarakat ini adalah dengan membuat sistem pengolahan sampah menjadi pupuk cair organik menggunakan peralatan sederhana yang ada di sekitar desa. Para dosen memberikan penyuluhan tentang bagaimana pengelolaan sampah yang baik pada lingkungan Desa Lengkong Kulon dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

Ke depannya khususnya setelah pandemi berakhir, Kampus UMN akan melatih secara massal generasi muda agar bisa memanfaatkan teknik ini untuk mengubah sampah organik khususnya sampah yang berasal dari limbah rumah tangga.

"Kami berharap dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, bisa lebih mengoptimalkan penanganan sampah lingkungan sekaligus memberikan kemampuan bagi warga desa binaan agar bisa mendapat pemasukan baru dengan mengubah sampah menjadi pupuk cair yang bisa meningkatkan penghasilan warga," ujarnya.

Baca juga: Minuman sehat dari limbah kulit nanas inovasi mahasiswa UMN dipamerkan

Baca juga: UMN pertemukan inovasi mahasiswa dengan industri

 

Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021