Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan produsen kertas dan bubur kertas PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) berencana meningkatkan kapasitas produksi bubur kertas selama 2010 menjadi sekitar 2,4 juta ton per tahun dari sebelumnya 2 juta ton pada 2009.

"Pasokan bahan baku kayu cukup dan kapasitas mesin memungkinkan, maka pada tahun 2010 kita berencana meningkatkan produksi bubur kertas (pulp) menjadi sekitar 2,4 juta ton," kata Direktur PT IKPP Hasanuddin The di lokasi pabrik di Perawang, Riau, Selasa.

Dengan peningkatan produksi pulp itu, maka kapasitas produksi kertas perusahaan ini juga ditingkatkan menjadi sekitar 800.000 ribu ton pada tahun 2010 dari sekitar 700.000 ton pada tahun 2009.

"Mudah-mudahan kita bisa mencapainya, dan seluruh karyawan diminta untuk mendukung target tersebut," katanya.

Dalam hal pasokan bahan baku kayu, bisa dipenuhi karena selama ini PT IKPP sudah mengembangkan bibit hutan tanaman yang unggul dengan produktivitas yang tinggi, di antaranya bibit eucalyptus (eucalyptus pellita EP-5) dan akasia mangium dan akasia crassicarpa.

Ia menjelaskan, bibit tersebut dikembangkan sejak beberapa tahun yang lalu oleh bagian Riset dan Pengembangan PT Arara Abadi, yaitu sister company IKPP (kedua perusahaan sama-sama dalam kelompok PT Sinarmas) yang menangani penyediaan kayu. Jenis hasil pengembangan tersebut saat ini sudah mulai dipanen.

Sementara itu dalam hal investasi mesin kertas, Hasanuddin tidak bisa menyatakan secara pasti karena sedang dihitung oleh perusahaan.

Ia menjelaskan, target produksi tersebut masih di bawah ijin produksi pulp yang diberikan oleh pemerintah yakni sebesar 2,8 juta ton per tahun untuk pulp dan dua juta ton per tahun untuk kertas.

Selama ini pasokan bahan baku kayu untuk IKPP dipenuhi oleh anak perusahaan PT Arara Abadi yang mengelola hutan tanaman industri (HTI) dengan jenis kayu eukaliptus dan akasia, serta pasokan dari rekanan bisa dari masyarakat maupun perusahaan.

Sementara itu komposisi jenis kayu bahan baku yaitu 90 persen dari hutan tanaman (eukaliptus dan akasia) dan 10 persen kayu campuran.

Produksi kertas IKPP sebesar 65 persen diekspor ke berbagai negara di Amerika, Eropa, Asia dan Timur Tengah, dan sejumlah 35 persen untuk kebutuhan dalam negeri. Nilai ekspor mencapai 6,5 miliar dolar AS per tahun.


Pengembangan Gambut

Areal hutan yang menjadi konsesi PT Arara Abadi, terdiri dari 65 persen tanah gambut dan 35 persen tanah kering.

Di areal tanah gambut ditanami jenis akasia (mangium dan crassicarpa), sedangkan di tanah kering ditanami eukaliptus.

Mengingat arela gambut lebih luas, maka perusahaan IKPP sangat hati-hati dalam pemanfaatan gambut tersebut.

Secara terpisah, Kepala Departemen Riset dan Pengembangan PT Arara Abadi, Evi Ariana menjelaskan, pihaknya bekerjasama dengan sejumlah lembaga penelitian baik internasional maupun dalam negeri dalam hal pemanfaatan lahan gambut tersebut.

Misalnya, sejak 2005 PT Arara Abadi bekerjasama dengan sebuah lembaga riset pertanian dari Perancis, Cirad, untuk pengembangan teknologi pemanfaatan kayu, manajemen pemgelolaan gambut, pengembangan pupuk, dan pembibitan.

Selain itu juga dijalin kerjasama dengan lembaga penelitian pertanian dari Australia, ACIAR (Australian Center for International Agricultural Research) untuk meneliti penyakit eukaliptus.

PT Arara Abadi juga bekerjasama dengan lembaga di dalam negeri, misalnya kerjasama dengan Universitas Riau dan Universitas Gadjah Mada dalam hal emisi CO2 dari areal gambut.

"Kami sangat hati-hati dalam pemanfaatan gambut tersebut," kata Evi.(*)

(T.B012/Z002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010