Akibat buruknya banyak kucing mati jadi korban kecelakaan lalu lintas
Banjarmasin (ANTARA) - Menekan ledakan populasi kucing kampung atau domestik dengan sterilisasi dinilai berhasil, sehingga edukasi terhadap masyarakat khususnya pecinta hewan peliharaan itu terus digaungkan.

"Makanya dalam setiap ajang lomba seperti cat show ini kami memberikan nilai plus bagi kucing-kucing yang sudah disterilisasi," terang Drh Harwanto MSc, seorang dokter hewan yang jadi juri di ajang bertajuk "Banjarmasin Bungas Cat Show", di Duta Mall Banjarmasin, Sabtu.

Baca juga: Whiskas kampanyekan adopsi kucing di Hari Valentine

Sterilisasi adalah proses pengangkatan organ reproduksi hewan agar tidak menghasilkan keturunan. Sterilisasi dapat dilakukan pada kucing betina maupun jantan.

Diungkapkan dia, populasi kucing asli Indonesia tersebut saat ini peningkatannya sangat tinggi termasuk di Kalimantan Selatan. Dampaknya, banyak ditemukan kucing terlantar dan menjadi liar tanpa pemiliknya di jalanan tak terurus.

"Akibat buruknya banyak kucing mati jadi korban kecelakaan lalu lintas. Kita ketahui kucing kerap menyebrang jalan yang tentunya juga sangat membahayakan keselamatan manusia ketika menabraknya tanpa sengaja," beber Harwanto.

Baca juga: Tips mengatasi kutu pada hewan peliharaan

Dijelaskan dia pula, kucing yang disterilisasi juga lebih sehat dengan masa hidup lebih lama. Hal itu dikarenakan hormon reproduksi beralih pada hormon tumbuh dan kembang.

"Biasanya juga lebih betah di rumah dan berprilaku lebih baik serta lebih padat alias berat badan bertambah dibanding kucing liar yang mengalami stres jika tidak menemukan pasangan untuk menghasilkan keturunan," jelasnya.
 
Drh Harwanto MSc dan Rini Fajarwati, drh., M.Vet saat menjadi juri di ajang "Banjarmasin Bungas Cat Show" di Duta Mall Banjarmasin. (ANTARA/Firman)


Sementara dokter hewan lainnya Rini Fajarwati, drh., M.Vet mengatakan ajang cat show yang mereka juri lebih mengedepankan aspek kesehatan hewan di samping keindahan atau tampilan fisik sang kucing.

"Kami melihat sejauh mana perawatan dari pecinta kucing. Apakah sudah memenuhi standar mulai merawat bulu, kebersihan telinga dan mata," papar dokter hewan jebolan Program Doktor (S3) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya itu.

Baca juga: Kafe kucing di Dubai untuk lepas stres, juga tempat adopsi anak bulu

Rini pun mengaku senang melihat perkembangan kucing domestik yang kini banyak jadi hewan peliharaan hingga diikutkan ajang lomba mengingat selama ini didominasi kucing ras.

"Kucing lokal juga tak kalah cantik jika dipelihara dengan benar. Perawatan kucing kampung juga cenderung lebih mudah dibanding kucing ras yang memiliki karakteristik fisik yang beragam," paparnya.

Sebanyak 103 kucing mengikuti ajang kali ini. Ada tiga kategori yang dilombakan yaitu non pedigree, house cat atau mix breed dan kucing kampung atau domestik. Seluruh peserta pun mendapatkan sertifikat sebagai bukti legalitas kucing yang dimilikinya.

"Kami senang banyak kucing kampung yang ikut kali ini. Hal ini membuktikan para pecinta kucing di Kalimantan Selatan juga peduli terhadap keberadaan kucing lokal untuk dipelihara sekaligus mengurangi kucing yang terlantar di jalan," kata Taufik Suhardiman selaku ketua panitia.

Baca juga: Penularan COVID-19 dari manusia ke kucing ditemukan di Inggris
 

Pewarta: Firman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021