Jakarta (ANTARA News) - Suryo Bambang Sulisto (63) mengaku cukup lama berpikir sebelum memutuskan maju dalam pemilihan ketua umum Kadin Indonesia periode 2010-2015 karena sebelumnya pernah gagal.

Saat itu dia kalah bersaing dengan MS Hidayat, yang sekarang menjadi Menteri Perindustrian, pada pemilihan ketua umum Kadin Indonesia sebelumnya, pada Musyawarah Nasional (Munas) Kadin Indonesia V.

Tapi Suryo menetapkan hati ikut berkompetisi pada Munas Kadin Indonesia VI.

"Saya menangkap harapan dan tuntutan besar terhadap perekonomian daerah. Kebetulan pemberdayaan dan kebangkitan daerah merupakan obsesi saya. Sejak dulu saya berpendapat kekuatan ekonomi daerah merupakan pilar kekuatan perekonomian negara," katanya.

Dan Suryo, yang mengusung slogan "Menuju Ekonomi Indonesia yang Tangguh" dalam kampanye pemilihan, akhirnya bersyukur, memenangi persaingan menduduki kursi ketua umum Kadin Indonesia.

Komisaris Utama perusahaan pertambangan batubara PT Bumi Resources Tbk itu berhasil mengalahkan empat kandidat yang lain, yang kemampuannya tidak dipertanyakan seperti Adi Putra Tahir, Sandiaga Salahhuddin Uno, Chris Kanter dan Wishnu Wardhana.

"Setelah menempuh perjalanan melelahkan satu tahun ini sampailah pada hasil proses demokrasi, terpilihnya saya sebagai ketua umum, saya memberikan penghargaan kepada semua pihak yang terlibat dan bekerja keras mendukung pencalonan," katanya saat menyampaikan pidato awal sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia.

Suryo, seusai pemilihan dan pidato sambutan awal sebagai ketua duduk di samping Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie. Dia juga mengajak semua komponen Kadin melakukan refleksi tentang bagaimana Kadin memenuhi harapan-harapan yang ditumpukan pada organisasi itu.

Masih banyak, kata dia, harapan-harapan yang belum terwujud dan masih banyak yang harus Kadin lakukan ke depan untuk mewujudkan harapan-harapan itu.

"Kadin sekarang dihadapkan pada perubahan yang komplek, dengan masalah yang komplek pula, ini harus dimaknai sebagai tantangan, makanya Kadin juga harus berubah. Saya menjanjikan perubahan untuk memenuhi harapan-harapan," katanya.

Menurut dia, Kadin tidak boleh hanya menjadi kumpulan pengusaha, tapi harus memiliki kearifan, inisiatif, gagasan, dan dedikasi untuk ikut menciptakan dan menerapkan kebijakan strategis ekonomi.

Kadin, katanya, harus merevitalisasi diri agar dapat kembali menjalankan tugas sebagai motor utama pembangunan, menjadi mitra pemerintah.

Terkait posisi Kadin dengan pemerintah, saat menyampaikan visi dan misinya sebelum pemilihan ia mengatakan,: "sekarang kita beruntung punya pemimpin yang teruji, visioner, dan intelektual, Presiden kita. Tapi beliau tak bisa sendiri, beliau butuh dukungan pemimpin lain. Kadin adalah salah satu panglima yang dibutuhkan, mewakili dunia usaha."

Seperti kandidat yang lain, Suryo menyatakan komitmennya untuk membangun daerah serta meningkatkan kapasitas dan kapabilitas organisasi Kadin di tingkat daerah supaya bisa berperan lebih besar dalam penguatan ekonomi nasional. Kadin daerah, tepatnya Kadin provinsi, yang punya 99 hak suara dari 129 suara dalam pemilihan Ketua Umum Kadin.

Dia juga berjanji membangkitkan kembali peran Kadin dengan kepemimpinan profesional, menyempurnakan landasan hukum organisasi Kadin dengan merevisi undang-undang nomor 1 tahun 1987 dan mengusulkan penyempurnaan kebijakan terkait dengan tugas Kadin dalam pembangunan ekonomi.

Namun untuk merealisasikan janji dan harapan yang ditumpukan ia butuh dukungan kerjasama. "Dari seluruh unsur Kadin. Saya juga perlu dukungan dan perhatian dari lembaga pemerintah dan lembaga legislatif," kata pria yang lahir di Surakarta tanggal 11 Februari 1947 itu.

Kerja dan Organisasi
Suryo, putra ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan Purbokusumo Sulisto dan Arbaiah, menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah pertama di DKI Jakarta.

Ia kemudian melanjutkan ke sekolah menengah atas di Hamburg, Jerman, karena sang ayah bertugas di sana sebagai Kepala Perwakilan CTC di Eropa.

Setamat sekolah menengah atas, dia pindah ke Amerika Serikat dan mendapat beasiswa di University of Wisconsin dalam bidang ekonomi dan bisnis kemudian melanjutkan pendidikan di Washington International University, Pennsylvania.

Ia mendirikan Satmarindo Group, perusahaan kontraktor lepas pantai dan pemilik kapal-kapal besar Asia Tenggara, setelah menuntaskan pendidikan di luar negeri.

Kini perusahaan itu memperluas usahanya pada bidang pariwisata, fabrikasi baja, retail dan pertambangan batubara.

Selain itu, tahun 2001-2007, Sulisto menjabat Komisaris PT Jamsostek dan sekarang menjadi Komisaris Utama perusahaan pertambangan batubara PT Bumi Resources Tbk.

Di sela kesibukan kerjanya, Suryo cukup aktif berorganisasi.

Pria yang menikah dengan Cicie Sri Redjeki dan dikaruniai tiga anak itu sudah bergabung dalam kepengurusan Kadin sejak tahun 1980 dengan berbagai posisi. Mulai dari departemen luar negeri dan investasi, departemen pertambangan dan energi, ketua Kadin Bidang Promosi Perdagangan, Pariwisata dan Investasi dan terakhir menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia.

Utusan Khusus Presiden untuk wilayah benua Amerika tahun 1998-2001 itu juga bergabung dengan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) dan saat ini menjadi ketua umumnya.

Ia pendiri dan pengurus Yayasan Teknologi dan Lingkungan, Presiden ASEAN Travel Association, dan Indonesian Business Associaion of Singapura, serta Ketua Kadin Indonesia Komite Inggris dan Kadin Indonesia Komite Brazil.

Pengalaman kerja dan berorganisasi mantan anggota MPR RI itu diharapkan dapat membawa Kadin Indonesia menjadi organisasi yang dapat merespon dinamika dan tantangan dunia usaha dalam lima tahun ke depan.

"Sekarang persaingan sudah tajam, dan akan makin ketat, hanya organisasi kuat yang bisa menghadapi. Harapannya, Kadin bisa memperkuat sektor industri dan usaha, mencetuskan inovasi untuk meningkatkan daya saing," demikian Menteri Perekonomian Hatta Rajasa saat menutup Musyawarah Nasional Kadin Indonesia VI di Balai Sidang Jakarta, Minggu dini hari.
(M035/J006)

Oleh Maryati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010