Kami mengoordinasikan sinergi lintas kementerian dan rutin melakukan rapat secara maraton untuk menindaklanjuti perkembangan mobil listrik ini
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pemerintah serius dalam mengembangkan ekosistem mobil listrik di tanah air, untuk efisiensi dan perbaikan lingkungan.

"Pemerintah concern terhadap pengembangan mobil listrik karena sangat baik dari sisi efisiensi dan perbaikan lingkungan,” ujar Moeldoko saat berdialog dengan Duta Besar Korea Selatan untuk Republik Indonesia Park Tae-sung di Gedung Bina Graha Jakarta, Rabu, sebagaimana siaran pers yang diterima.

Moeldoko mengatakan pembentukan ekosistem mobil listrik di Indonesia saat ini terus berjalan. Selain dengan menciptakan perintisan pasar melalui penggunaan mobil listrik untuk keperluan dinas di kementerian dan lembaga, pemerintah juga memulai pembangunan infrastruktur pendukung seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Dia menyampaikan penggunaan mobil listrik di lingkungan kementerian dan lembaga melalui program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL-BB) merupakan tindak lanjut Perpres Nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
Baca juga: BRIN: Tingkatkan riset baterai dan kendaraan listrik untuk kemandirian

Pada Maret lalu, KSP bersama Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) selaku leading sector program KBL-BB telah menyosialiasikan program tersebut. Sementara, Kementerian Perhubungan telah menyusun Peta Jalan Kendaraan Operasional K/L dan Angkutan Umum dari Kendaraan ICE (Internal Combustion Engine) ke KBL BB.

Di sisi lain, Kementerian ESDM bersama dengan PT PLN (Persero) menjadi tulang punggung dalam memastikan pembangunan infrastruktur pendukung (SPKLU) dapat sejalan dengan roadmap yang disusun oleh Kemenhub.

Tercatat hingga April 2021 telah dibangun 112 unit charging station pada 83 lokasi. Selain itu PLN juga sudah menyiapkan berbagai stimulus untuk dapat meningkatkan minat pasar untuk menggunakan KBL BB.

Moeldoko menjelaskan, KSP bertugas untuk memastikan program-program tersebut berjalan. "Kami mengoordinasikan sinergi lintas kementerian dan rutin melakukan rapat secara maraton untuk menindaklanjuti perkembangan mobil listrik ini,” jelasnya.
Baca juga: NBRI: Tingkatkan edukasi publik permudah penetrasi kendaraan listrik

Dubes Kosel untuk Indonesia Park Tae-sung menyambut baik langkah pemerintah Indonesia dalam pengembangan mobil listrik. Terlebih kata dia,Hyundai Group sebagai perusahaan otomotif asal Korsel tengah sudah menanamkan modal sebesar 1,5 miliar dolar AS atau setara Rp21,8 triliun, untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu basis produksi di kawasan Asia Pasifik.

Park Tae-sung menyampaikan investasi tersebut ditujukan untuk pengembangan pabrik baru yang terbagi dalam dua tahap.

Pada tahap pertama yang akan dikerjakan pada periode 2019-2021, Hyundai fokus pada investasi pabrik dengan tujuan pasar ekspor setidaknya 50 persen dari total produksi.
Baca juga: NBRI: kejar penguasaan teknologi baterai untuk kendaraan listrik

Sementara pada tahap kedua pada periode 2022-2030, Hyundai akan fokus mengembangkan pabrik mobil listrik, pabrik transmisi, pusat penelitian dan pengembangan, pusat pelatihan, dan produksi Hyundai Motor.

"Sehingga kami sangat butuh infrastruktur dan berbagai pembangunan sistem, aturan dan teknologi. Ini butuh kerja sama yang baik. Kami juga akan pastikan Hyundai memajukan lokal konten Indonesia,” jelas Park.

Park meyakini, respon positif dari semua pemangku kepentingan akan mewujudkan terbentuknya ekosistem mobil listrik di Indonesia. Menurutnya, dalam waktu tidak lama ekosistem mobil listrik di Indonesia akan besar dan meluas.

Baca juga: Menhub perkirakan kebutuhan kendaraan listrik pemerintah 132.000 unit

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021