Spirit Bung Karno ini selalu saya bawa dan melekat di hati.
Jakarta (ANTARA) -
Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Putri Tanjung menyebutkan spirit Proklamator RI Bung Karno akan selalu melekat di dalam hatinya untuk berperan memajukan bangsa.
 
"Spirit Bung Karno ini selalu saya bawa dan melekat di hati. Anak muda harus berperan dan bisa berdampak untuk banyak orang," kata Putri dalam sarasehan nasional Megawati Institute bertema Indonesia Muda Membaca Bung Karno, secara virtual, Selasa.
 
Dia menyebut sosok Bung Karno bukan hanya bapak bangsa dan pendiri republik, tapi sosok yang percaya bahwa pemuda bisa melakukan hal besar untuk bangsa.
 
Bung Karno, kata Putri, adalah sosok yang percaya bahwa kemandirian ekonomi anak bangsa bisa membuat Indonesia menjadi bangsa berdaulat.
 
Anak dari pengusaha Chairul Tanjung ini mengatakan, di masa pandemi ini, banyak anak-anak muda yang menginspirasi untuk membantu UMKM agar bisa bertahan, bahkan bangkit dari kesulitan.
 
"Saya merasa beruntung bisa berkeliling Indonesia bertemu UMKM yang di masa pandemi ini mereka sangat merasakan dampaknya. Ada 15 ribu UMKM yang gulur tikar, karena tidak terkoneksi dengan ekosistem digital," ujarnya pula.
 
Karena itu, anak-anak muda perlu membantu UMKM untuk mengondisikan produknya dengan ekosistem digital.
 
Sedangkan, Co Founder Du Anyam, Hanna Keraf membagikan kisah inspiratif sebagai wirausahawan muda yang tumbuh di tengah masyarakat di desa.
 
"Saya terinspirasi dari Bung Karno dan memulai proses pergulatannya keluar dari zona nyaman di Jakarta untuk pindah ke daerah terpencil di Flores," kata Hanna.
 
Hanna mengaku diingatkan oleh seorang mentor yang belasan tahun ikut organisasi dunia. Pesan itu berisi salah satu kutipan dari Bung Karno bahwa pemimpin itu harus selalu dekat dengan rakyatnya.
 
Kalau para pemimpin memilih tidak dekat dengan rakyat, justru Bung Karno memilih selalu dekat dengan rakyat.
 
"Kamu enggak akan bisa jadi pemimpin mereka kalau kamu bukan bagian dari mereka. Dan ini persis dengan yang disampaikan oleh Bung Karno," ujarnya lagi.
 
Rasa kagum Hanna kepada Bung Karno semakin kuat, karena mengetahui bagaimana Sang Proklamator bisa membangun modal sosial yang begitu besar, menggunakan seni dan kebudayaan untuk bisa diterima masyarakat saat diasingkan di NTT.
 
"Itu tidak mudah, datang dari latar belakang Jawa dipaksa hidup di NTT. Di tengah keasingan itu menemukan pluralisme dan melahirkan Pancasila," kata Hanna.
Baca juga: Cawali Surabaya Eri Cahyadi ingin serap spirit pengabdian Bung Karno
 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021