diharapkan para guru di sekitar wilayah operasional perusahaan tersebut dapat menjadi agen perubahan yang dapat membuat anak didik dan generasi muda menjadi lebih mencintai lingkungan serta dapat memberikan pembelajaran yang efektif di tengah pandemi
Jakarta (ANTARA) - Kalangan industri kelapa sawit melibatkan para pendidik terdiri guru dan kepala sekolah dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan memberikan edukasi dan pemahaman akan bahaya kebakaran bagi lingkungan.

Terkait hal itu, CEO Minamas Plantation, Shamsuddin Muhammad mengatakan, pihaknya menggelar sosialisasi pendidikan karakter di tengah pandemi dan membangun Sekolah Peduli Api bagi lebih dari 750 tenaga pendidik baik dari tingkat Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Menengah Pertama dan Menengah Atas dari 70 sekolah yang berada di sekitar wilayah operasionalnya.

"Kami berkomitmen untuk menyelenggarakan kerjasama dengan IHF (International Heritage Foundation) karena menyadari bahwa pendidikan dan generasi muda merupakan investasi penting untuk membangun masa depan bangsa ke arah yang lebih baik," ujarnya dalam Seminar dan Sosialisasi Pendidikan Karakter Di Tengah Pandemi dan Membangun Sekolah Peduli Api tahap 2 yang digelar secara daring di Jakarta, Kamis.

Melalui kerja sama ini, tambahnya, diharapkan para guru di sekitar wilayah operasional perusahaan tersebut dapat menjadi agen perubahan yang dapat membuat anak didik dan generasi muda menjadi lebih mencintai lingkungan serta dapat memberikan pembelajaran yang efektif di tengah pandemi sekarang.

Menurut dia tujuan kegiatan tersebut yakni memberikan pembinaan secara lebih intensif kepada pada guru dan kepala sekolah mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sekitar termasuk bahaya karhutla.

Melalui pembinaan edukatif ini, para guru dan kepala sekolah tersebut nantinya diharapkan dapat melakukan tindakan preventif seperti memberikan edukasi dan pemahaman akan bahaya kebakaran bagi lingkungan, memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya membuka lahan tanpa membakar serta peraturan-peraturan dan hukum yang dapat menjerat masyarakat apabila masih membuka lahan dengan membakar.

"Terlebih lagi, para guru dan kepala sekolah diharapkan nantinya dapat menjalankan tata cara pelaporan ke Satuan Tugas (Satgas) jika Karhutla terjadi di sekitar lingkungan masing-masing," katanya.

Sementara itu Sesditjen Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) . Sugeng Priyanto menyatakan, pihaknya mengajak dunia pendidikan agar bersama-sama membangun kesadaran hukum masyarakat akan pentingnya hak dan kewajiban dalam mencegah Karhutla.

"Mari kita bersama-sama dengan tokoh masyarakat dan para pelaku lapangan kita bangun bersama orkestra menjaga alam untuk tidak terjadi karhutla. Sehingga, masyarakat memiliki dan beraktualisasi dengan kesadaran hukum serta menggunakan hak dan kewajibannya dalam mengelola sumber daya alam, pada konteks ini jangan sampai terjadi kebakaran,” katanya.

Selain itu, Koordinator Bidang Diseminasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko mengatakan, melibatkan dunia pendidikan dalam membantu mitigasi Karhutla dan bencana alam merupakan salah satu solusi internal di masyarakat untuk mengurangi dampak bencana, serta membiasakan masyarakat untuk tanggap dan sigap terhadap bencana yang terjadi.

"Pendidikan kebencanaan bermacam-macam bentuknya dimulai dari penanggulangan bencana berbasis masyarakat, pendidikan kebencanaan untuk menuju masyarakat sadar bencana, serta kearifan lokal masyarakat dalam menangani bencana,” katanya.

Baca juga: Perkuat ekonomi masyarakat solusi alternatif cegah karhutla di Riau
Baca juga: BPPT terapkan modifikasi cuaca untuk cegah karhutla di Riau
Baca juga: 901 hektare lahan di Riau terbakar selama paruh pertama tahun 2021

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021