menjadi konsekuensi logis bagi pemerintah untuk mendukung permodalan BTN, melalui PMN
Jakarta (ANTARA) - Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menilai Penyertaan Modal Negara (PMN) yang rencananya akan diberikan kepada Bank Tabungan Negara Tbk akan membantu bank tersebut untuk mengoptimalkan program pembangunan sejuta rumah.

Menurut Piter, BTN sebagai BUMN memiliki kewajiban untuk menjalankan program pembangunan sejuta rumah yang digagas Presiden Joko Widodo. Tentunya, Bank BTN perlu modal yang cukup kuat untuk menopang program tersebut.

"Dan, pemerintah tidak bisa lepas tangan. Sehingga menjadi konsekuensi logis bagi pemerintah untuk mendukung permodalan BTN, melalui PMN. Demi optimalisasi program yang diamanatkan kepada BTN," ujar Piter dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.

Apalagi, lanjut Piter, kebutuhan perumahan untuk kelompok masyarakat menengah ke bawah tidak sebanding dengan ketersediaan rumah (backlog). Dengan kata lain, angka backlog-nya masih sangat tinggi, yaitu sekitar 11 juta unit.

"Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi pemerintah dalam menjamin pemenuhan papan untuk rakyat," kata Piter.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga menilai BTN layak untuk mendapat PMN dikarenakan bank plat merah tersebut konsisten mendukung program pemerintah dalam pembiayaan rumah rakyat.

Hingga saat ini, BTN masih terus menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau FLPP. Jika program FLPP itu terus berjalan, lanjutnya, maka ekspansi kredit dari BTN diperlukan permodalan kuat.

"Di situ urgensinya. Apalagi mendukung program utama pemerintah dengan menyediakan perumahan," ujar Josua.

Menurut Josua, ancang-ancang PMN sebesar Rp2 triliun untuk BTN, akan efektif untuk memperkuat permodalan  bank yang memang fokus pada sektor pembiayaan perumahan itu.

Pandangan senada juga disampaikan Presiden Direktur Center of Banking Crisis (CBC) Deni Daruri yang mengatakan strategi PMN untuk BTN akan memiliki daya ungkit terhadap pemulihan ekonomi nasional karena sektor properti merupakan tulang punggung perekonomian nasional.

"Efek domino dari sektor properti terhadap perekonomian, tidak perlu diragukan lagi. Kontribusinya terhadap pertumbuhan, cukup besar. Selain itu, sektor perumahan itu menyerap tenaga kerja yang luar biasa," ujar Deni.

Dari kalangan pengusaha properti, Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI), Paulus Toto Lusida pun mendukung pemberian PMN kepada BTN. Selanjutnya dia berharap, pemerintah memberikan proteksi terhadap sektor perumahan melalui pembebasan PPN dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Menurut dia, sektor properti punya peran strategis. Selain berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional, sektor ini menyerap sedikitnya 30 juta tenaga kerja.

Baca juga: Bank BTN optimistis kinerja terjaga di masa PPKM Darurat
Baca juga: Pemerintah akan injeksi Rp2 triliun, BTN siap "rights issue"
Baca juga: BTN targetkan penambahan 6.800 agen hingga akhir 2021

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021