Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan berpeluang terkoreksi dibayangi kasus baru COVID-19 yang terus meningkat.

Pada pukul 10.14 WIB, rupiah melemah 47 poin atau 0,33 persen ke posisi Rp14.530 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.483 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah hari ini dengan kondisi kasus baru COVID-19 yang meninggi di dunia dan di Indonesia," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Ariston menyampaikan, kenaikan kasus tersebut dikaitkan dengan potensi perlambatan ekonomi karena kebijakan pembatasan aktivitas ekonomi oleh pemerintah guna mengendalikan pandemi.

Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) memperingatkan potensi gelombang ketiga di dunia bila tindakan pencegahan tidak dilakukan.

"Kasus baru COVID-19 di Indonesia masih menciptakan rekor baru dan ada potensi pekan darurat diperpanjang yang tentunya akan memberikan tekanan ke perekonomian," ujar Ariston.

Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke arah Rp14.550 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.460 per dolar AS.

Di Indonesia, pada Kamis (15/7) kemarin, jumlah kasus baru COVID-19 mencetak rekor harian baru yaitu 56.757 kasus sehingga total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menjadi 2.726.803 kasus.

Pada Kamis (15/7) lalu, rupiah ditutup melemah 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.483 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.480 per dolar AS.

Baca juga: IHSG akhir pekan diprediksi bergerak fluktuatif
Baca juga: Dolar menguat didorong data klaim pengangguran AS
Baca juga: Emas naik lagi empat dolar terkerek pernyataan "dovish" Powell

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021