Mestinya DIY ini jauh lebih baik dalam menangani kenaikan kasus COVID-19
Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menilai Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi yang memadai untuk menangani lonjakan kasus COVID-19.

"Mestinya DIY ini jauh lebih baik menangani kenaikan kasus COVID-19 yang sangat eksponensial ini karena secara potensi sangat besar," kata Muhadjir saat mengunjungi Hotel University Club UGM yang dijadikan selter pasien COVID-19 di Yogyakarta, Jumat.

Salah satu potensi besar yang dimiliki DIY, menurut Muhadjir, adalah banyaknya perguruan tinggi yang bisa diandalkan mendukung penanganan COVID-19.

Baca juga: Muhadjir: Presiden putuskan perpanjang PPKM darurat sampai akhir Juli 

Berikutnya adalah warganya yang dinilai memiliki insiatif dan memiliki semangat gotong royong mendukung pemerintah menangani COVID-19.

"Keguyuban masyarakatnya yang jauh-jauh menginisiasi adanya selter, kemudian ketiga kemampuan masyarakatnya untuk guyub rukun bersama pemerintah," kata dia.

Kemampuan kampus ikut menangani COVID-19 di DIY antara lain dibuktikan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) yang memiliki pengalaman menangani bencana di DIY termasuk erupsi Gunung Merapi.

Baca juga: Menko PMK pertimbangkan beri insentif bagi ulama

"UGM sangat punya andil, tinggal mengonversi pengalaman itu dalam menangani wabah COVID-19," kata dia.

Hingga saat ini UGM telah membuka delapan fasilitas selter penanganan COVID-19 di DIY yang dapat menampung hingga 1.226 orang.

Selain MIC dan Hotel UC, fasilitas UGM lainnya yang juga digunakan sebagai selter penanganan COVID-19 di antaranya Wisma Kagama, Asrama Mahasiswa Darmaputera, Wisma Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT), dan Wisma Wanagama Gunung Kidul.

Baca juga: Menko PMK dorong perguruan tinggi hasilkan oksigen konsentrator

Menurut Muhadjir, selter seperti yang telah disiapkan UGM memiliki fungsi timbal balik untuk menyeleksi pasien bergejala ringan sebelum dirujuk ke rumah sakit, sekaligus untuk menampung pasien observasi yang telah menerima penanganan di rumah sakit sebelum benar-benar dinyatakan sembuh.

"Semakin banyak selter akan semakin meringankan beban rumah sakit. Rumah sakit hendaknya menjadi tumpuan terakhir, bukan semua langsung dibawa ke rumah sakit," kata dia.

Muhadjir berharap selter semacam itu dapat dibangun di daerah-daerah lainnya untuk mendukung upaya penanganan pasien COVID-19.

Baca juga: Pemda DIY targetkan rekrut 200 mahasiswa jadi relawan tangani COVID-19

Baca juga: Satgas COVID-19: Kondisi Indonesia tidak baik karena kasus aktif naik

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021