Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menilai teladan yang diberikan keluarga Nabi Ibrahim AS dapat dijadikan solusi untuk menghindari perilaku koruptif di Indonesia.

"Tidak berlebihan jika kami menilai esensi, makna, dan nilai-nilai kehidupan dari teladan yang diberikan keluarga Nabi Ibrahim AS adalah solusi dari permasalahan besar bangsa kita, yaitu laten korupsi serta perilaku koruptif yang masih berurat akar di Republik ini," kata Firli dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, memperingati Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah.

Ia mengatakan kisah Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar, dan Nabi Ismail AS banyak memberikan teladan baik bagi kehidupan umat manusia tentang arti dan makna sebuah pengorbanan, kepatuhan, keikhlasan serta keberanian luar biasa dan tekad kuat untuk menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.

Baca juga: KPK beri catatan terkait pelaksanaan vaksin berbayar cegah korupsi

"Negeri ini butuh anak-anak bangsa yang memiliki keberanian luar biasa layaknya seorang Ismail, kerelaan dan keikhlasan sejatinya Siti Hajar, keteguhan segenap hati serta jiwa ayah bernama Ibrahim dalam Perang Badar melawan korupsi yang telah menggurita di negeri ini," ujar Firli.

Bercermin dari keluarga Nabi Ibrahim AS dan Hari Raya Idul Adha, ia mengatakan hal tersebut seyogyanya dijadikan momentum untuk menjauhkan diri dari perilaku koruptif serta menghilangkan sifat tamak.

Firli mengatakan dalam perspektif sejarah Islam, sebuah riwayat hadits bahkan menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW enggan mensalatkan jenazah seseorang yang melakukan penggelapan harta.

Baca juga: Upaya KPK utamakan keselamatan pegawai saat lonjakan kasus COVID-19

"Alasan Nabi Muhammad SAW enggan mensalatkan jenazah tentara tersebut adalah almarhum telah menggelapkan harta yang bukan menjadi haknya. Meskipun demikian, Rasululllah memerintahkan para sahabat untuk mensalatkan jenazah almarhum sebelum dikebumikan," kata dia.

Ia mengharapkan keteladanan dari kisah Nabi Ibrahim AS, Nabi Ismail AS, dan Nabi Muhammad SAW membuat masyarakat ikut berjuang melawan korupsi di Indonesia.

"Mari kita rayakan Idul Adha, Hari Raya Kurban dengan sederhana, beribadah bersama keluarga di rumah saja dan tetap meriahkan lebaran dengan bersilaturahim ke sanak famili, keluarga, teman, sahabat melalui tatap muka langsung via "online" dan senantiasa berdoa memohon kehadirat Allah SWT dalam Perang Badar bangsa ini melawan korupsi di NKRI," ucap Firli.

Baca juga: KPK sebut keluarga berperan sentral bangun budaya antikorupsi

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021