Banjarmasin (ANTARA News) - Berbagai jenis ikan lokal di Kalimantan Selatan (Kalsel), seperti Papuyu, Haruan dan lainnya terancam punah akibat penyetruman dan pengeboman yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggungjawab.

Hal itu disampaikan Ketua Komunitas Jurnalis Hijau Indonesia (KOJHI), Deny Susanto, di Banjarmasin, Kamis dalam rangka pertemuan menyambut kegiatan penyelamatan sungai dan ikan lokal.

"Penangkapan ikan dengan tidak wajar seperti penggunaan obat-obatan atau penyetruman, membuat habitat ikan lokal semakin sulit berkembangbiak," kata Denny.

Menurut dia, bibit ikan lebih dulu ditangkap dan sebagian mati sebelum tumbuh dewasa, padahal ikan lokal seperti, haruan (gabus), paputu (gurame), lele, dan yang lainnya, merupakan sumber mata pencaharian bagi sebagian masyarakat Kalsel, terutama yang bermukim di pinggiran sungai.

Kondisi tersebut, kata dia, diperparah dengan kualitas air sungai yang mengalami pencemaran karena banyaknya kandungan berbahaya seperti ecoli, mercuri, ditambah intrusi air laut, dan sedementasi tinggi

Menyelamatkan kondisi tersebut, kata dia, perlu adanya kepedulian dari semua pihak, baik itu masyarakat dan pemerintah antara lain dengan kembali menebarkan benih ikan.

Selain itu, kata dia, tindakan tegas dari aparat hukum juga harus dilakukan, sehingga penyetruman maupun pengeboman ikan bisa dicegah atau dikurangi.

"Dalam rangka penyelamatan terhadap ikan lokal tersebut kita akan melakukan penebaran sekitar 7.000 bibit ikan lokal berbagai jenis, antara lain gurame, gabus, nila, dan patin, di Sungai Martapura, Sabtu (23/10)," katanya.

Acara dengan tema "Mari Selamatkan Sungai dan Ikan Lokal dari Ancaman Kepunahan" ini bekerjasama dengan UPTD Balai Benih dan Budidaya Ikan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalsel.

Kegiatan tersebut, kata dia, diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi pihak terkait untuk melakukan upaya pencegahan dan pelestarian habitat makhluk hidup di air sehingga tetap terjaga keseimbangan populasi di dalamnya.

Kegiatan sama juga dilakukan Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin yang telah berhasil membudidayakan sejumlah ikan lokal (spesifik) seperti jelawat, belida (pipih), sanggang, papuyu, kalabau, baung, dan haruan (gabus).

Selain itu, kata Deny, penyebaran benih ikan juga dalam rangka mendukung program pemerintah sebagai pemasok ikan terbesar di dunia pada 2015 yang akan datang.
(T.U004/M027/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010