Jakarta (ANTARA) - Bank Syariah Indonesia (BSI), yang merupakan hasil penggabungan tiga bank syariah BUMN, melaporkan bahwa pengguna mobile banking-nya sekarang telah menembus 2,5 juta orang.

Kemudian, hingga Juni 2021 nilai transaksi kanal digital BSI mencapai Rp95,13 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari layanan BSI Mobile yang naik 83,56 persen dari tahun ke tahun (year on year/yoy), kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi.

Jika dirinci, sepanjang Januari-Juni 2021, volume transaksi di BSI Mobile mencapai Rp41,99 triliun. Jumlah tersebut menunjukkan pertumbuhan 109,82 persen. Hal ini didorong oleh jumlah user mobile banking yang menembus 2,5 juta pengguna.

"Untuk meningkatkan kinerja, pada tahun ini BSI fokus untuk menjaga kualitas pembiayaan dan me-manage coverage ratio dengan tetap mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan akselerasi kapasitas digital dan operasional," katanya dalam pernyataan pers, dikutip Jumat.

Baca juga: Bank Mandiri gandeng ratusan gerai kopi kembangkan pembayaran via QRIS

Sepanjang semester pertama 2021, BSI membukukan laba bersih Rp1,48 triliun, naik 34,29 persen secara year on year. Menurut Gunardi, kenaikan laba itu dipicu oleh pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) yang berkualitas, sehingga biaya dana dapat ditekan.

Sementara dari sisi bisnis, sepanjang semester pertama 2021 bank syariah milik Himbara ini telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp161,5 triliun. Jumlah tersebut naik sekitar 11,73 persen dari periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp144,5 triliun.

Porsi terbesar disumbangkan segmen konsumer yang mencapai Rp75 triliun atau setara 46,5 persen dari total pembiayaan. Adapun segmen korporasi sebesar Rp36,7 triliun atau sekitar 22,8 persen. Kemudian segmen UMKM yang mencapai Rp36,8 triliun setara 22,9 persen dan sisanya segmen komersial Rp10 triliun atau sekitar 6,2 persen.

Pada paruh pertama tahun ini, BSI pun tetap mampu menjaga kualitas pembiayaan yang positif. Terbukti dengan tren penurunan non performing financing (NPF) gross dari 3,23 persen menjadi 3,11 persen.

Untuk meningkatkan prinsip kehati-hatian, BSI juga telah mencadangkan cash coverage sebesar 144,07 persen sampai semester pertama 2021. Dari sisi liabilitas, penghimpunan DPK BSI mencapai Rp216,36 triliun, naik 16,03 persen dibanding periode sama 2020 yang sebesar Rp186,49 triliun.

Pertumbuhan tersebut didominasi oleh peningkatan dana murah melalui layanan jasa keuangan giro dan tabungan yang sebesar 54,81 persen dari total DPK. Hal itu menurunkan biaya dana atau cost of fund dari 2,78 persen pada semester I 2020 menjadi 2,14 persen pada paruh pertama tahun ini.

Dengan kinerja tersebut BSI berhasil mencatatkan total aset sebesar Rp247,3 triliun hingga Juni 2021. Torehan itu naik sekitar 15,16 persen secara yoy. Pada periode yang sama tahun lalu total aset BSI mencapai Rp214,7 triliun.

Baca juga: Transaksi BNI Mobile Banking melonjak 54,2 persen pada kuartal II 2021

Baca juga: PPKM Darurat, BSI ubah skema migrasi nasabah secara digital

Baca juga: BNI resmi luncurkan New BNI Mobile Banking sambut HUT ke-75

Pewarta: Suryanto
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021