Jakarta (ANTARA) - Pengamat penerbangan Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim mendorong penguatan penerbangan perintis sebagai upaya pengembangan jejaring perhubungan udara di Indonesia.

"Berulang kali saya mengatakan bahwa kita membutuhkan flag carrier, kita membutuhkan penerbangan perintis, kita membutuhkan penerbangan carter, kita membutuhkan penerbangan kargo. Itu semuanya dalam bingkai jejaring perhubungan udara untuk archipelagic island," ujar Chappy dalam webinar, Jumat.

Baca juga: Soal taksi terbang, Pengamat: Idenya bagus sekali, tak ada saingan

Baca juga: Taksi terbang Volocopter dapat suntikan dana 200 juta euro


Menurut dia, terdapat kesalahan arah dalam upaya mengembangkan jejaring perhubungan udara di Indonesia.

Sejak awal, kata dia, jejaring perhubungan udara dikembangkan dengan menggunakan pesawat besar sekelas Boeing 737, padahal infrastruktur dan kesiapan SDM belum bisa mengikuti dengan baik.

Hal itu membuat pesawat besar kerap mengalami insiden saat mendarat maupun lepas landas di bandara yang memiliki infrastruktur terbatas.

"Itu sebabnya banyak pemaksaan-pemaksaan dengan infrastruktur yang terbatas itu dengan menggunakan pesawat sekelas 737, kita sering mendengar hampir tiap hari beberapa tahun yang lalu itu keluar landasan," kata Chappy.

Dia berpandangan Indonesia harus semakin memperkuat penerbangan perintis. Selain sudah memadai dari segi infrastruktur, pesawat perintis juga cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia.

"Penerbangan-penerbangan yang dimulai dari kelas penerbangan perintis ini yang akan bisa mengembangkan negara ini sebagai negara kepulauan untuk menjadi lebih maju lagi," ujar Chairman Indonesia Center for Air Power Studies itu.

Lebih lanjut Chappy menambahkan bahwa masukan yang diberikan dalam membangun jejaring perhubungan udara merupakan wujud perhatian komprehensif terhadap industri penerbangan.

Dia mengatakan bahwa jejaring perhubungan udara bagi sebuah negara kepulauan seperti Indonesia merupakan satu hal yang perlu menjadi perhatian utama.

"Kita memang seharusnya memulai dari sebuah starting line dengan komitmen, dengan melihat potensi yang kita miliki sehingga benar-benar kita bisa berkonsentrasi atau fokus kepada apa yang kita inginkan," ucap dia.

Baca juga: Dishub NTT: Dimonim Air layani penerbangan Kupang-Pantar mulai 5 Juli

Baca juga: Asosiasi: Jembatan udara harus didukung perbaikan infrastruktur

Baca juga: Taksi terbang Archer resmi diluncurkan

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021