Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatkan transformasi digital menjadi salah satu strategi yang paling penting dalam transformasi ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan yang diharapkan tercapai pada 2045.

"Saat penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional, ada beberapa yang harus kita atasi terlebih dahulu, yaitu regulasi, institusi, kualitas sumber daya manusia, dan tentu pembangunan infrastruktur temasuk ketersediaan digitalisasi di Tanah Air," kata Suharso dalam diskusi daring, Rabu.

Suharso menambahkan, infrastruktur digital menjadi penting dalam mencapai transformasi ekonomi mengingat saat ini seluruh dunia termasuk Indonesia mengalami banyak perubahan di seluruh sektor akibat pandemi COVID-19.

Senada dengan Suharso, co-founder Tokopedia Leontinus Alpha Edison mengatakan hal pertama yang bisa dilakukan dalam transformasi digital adalah penguasaan IPTEK. Menurutnya, saat ini pemerintah dan masyarakat Indonesia sudah menunjukkan obsesinya untuk dapat menguasai teknologi.

"Kita lihat di berbagai stakeholder, misalnya saya lihat para orang tua di rumah sudah sangat terobsesi untuk menguasai teknologi. Program pemerintah juga sudah banyak yang mengarah ke sana," katanya.

Dia optimistis teknologi di Indonesia sedang berkembang dan dapat membantu tercapainya transformasi ekonomi di tahun 2045.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa sektor teknologi komunikasi dan informasi telah menyumbang kontribusi cukup besar terhadap produk domestik bruto (PDB), yang setengah di antaranya berasal dari kegiatan ekonomi digital.

"Menurut saya 2045 akan lebih banyak maker, enggak cuma melulu berkonsentrasi di aplikasi atau software, tapi dalam banyak hal," tutur Leontinus.

"Saya yakin local maker Indonesia di 2045 akan makin banyak. Tapi mereka juga harus didukung oleh selain teknologi digital, tapi teknologi lain seperti manufaktur. Tak harus skala besar, tapi skala kecil juga saya yakin di 2045 kita bisa sih," tambahnya.

Selain penguasaan IPTEK, menurut Leontinus, local maker juga perlu lebih memperhatikan skalabilitas dan kestabilan kualitas

"Saya merasa dengan penguasaan IPTEK, maka local maker makin banyak, kemudian stabilitas, kualitas, dan skalabilitasnya akan semakin besar," tuturnya.



Baca juga: Bappenas: Ekonomi hijau ciptakan pekerjaan dan investasi yang besar

Baca juga: Kepala Bappenas harapkan RI kembali ke kelas menengah atas pada 2022

Baca juga: Bappenas: Indonesia bisa keluar dari 'middle income trap' pada 2036

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021