harus diperjelas sehingga masyarakat tidak beropini negatif
Meulaboh (ANTARA) - Bupati Aceh Barat Haji Ramli MS menegaskan pemerintah daerah akan menanggung sepenuhnya biaya pengobatan Amelia Wulandari (24 tahun) yang mengalami lumpuh setelah mendapatkan penyuntikan vaksin COVID-19.

“Semua kita tanggung biaya pengobatannnya, ditanggung oleh daerah,” kata Bupati Ramli MS di Meulaboh, Rabu.

Seperti diketahui, Amelia Wulandari, seorang mahasiswi akhir Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh sejak Minggu (1/8) harus dirawat di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh karena lumpuh usai mendapatkan penyuntikan vaksin oleh dokter.

Semula korban dirawat di Rumah Sakit Swasta Montella Meulaboh, namun karena kondisinya memburuk kemudian ia dirujuk ke RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.

Bupati Aceh Barat Ramli MS menegaskan pemerintah daerah akan terus melakukan pemantauan kesehatan terhadap Amelia Wulandari, guna memastikan kondisi kesehatannya agar terus membaik.

Ia juga sudah memerintahkan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat bersama kalangan dokter di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, agar memastikan apa sebenarnya yang dialami oleh korban.

"Ini harus diperjelas sehingga masyarakat tidak beropini negatif terhadap program vaksinasi yang sedang digulirkan oleh pemerintah, guna mengatasi pandemi COVID-19 di Tanah Air," katanya.

Baca juga: Kadinkes: Mahasiswi di Aceh lumpuh usai vaksin diduga psikosomatis
Baca juga: Kadiskominfo Aceh Barat, isteri dan anak positif COVID-19


Di sisi lain, ia juga meminta kepada seluruh petugas kesehatan di Aceh Barat agar ke depan harus berhati-hati dalam melakukan penyuntikan vaksin COVID-19 kepada masyarakat.

“Jangan ada masyarakat yang merasa dirugikan. Masyarakat juga harus memahami bahwa COVID-19 ini tidak pernah direncanakan, virus COVID-19 ini memang cobaan Allah SWT,” kata Ramli MS.

Menurut dia, yang ada dalam pemikiran pemerintah saat ini bagaimana seluruh masyarakat di Tanah Air sehat dan terlindungi.

Ia juga mengakui sudah ribuan masyarakat yang mendapatkan penyuntikan vaksin COVID-19, dan hanya terdapat satu yang bermasalah.

Untuk itu, ia mengingatkan kepada seluruh tenaga kesehatan perlu melakukan tindakan nyata dan publikasi, agar masyarakat tidak was-was untuk mengikuti program vaksinasi, katanya.

Baca juga: Warga tewas, KIPI Kepri: Suntik vaksin sekaligus dua tidak berbahaya
Baca juga: Komnas KIPI: Belum cukup bukti kaitkan kematian Trio akibat vaksin
Baca juga: IDAI Jakarta: Tak banyak ditemukan KIPI vaksinasi COVID-19 pada anak

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021