Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan akan fokus pada cabang olahraga yang mengandalkan teknik dan akurasi, seperti bulu tangkis, angkat besi, panahan, menembak, dan lainnya termasuk panjat tebing untuk menghadapi Olimpiade 2024 di Paris.

Konsekuensi dari penempatan Olimpiade sebagai sasaran utama, serta Asian Games dan SEA Games sebagai sasaran antara, membuat pemerintah harus memilih cabang-cabang olahraga yang dinilai memiliki potensi meraih medali Olimpiade.

"Setelah berdiskusi dengan stakeholder terkait, akhirnya kami memutuskan akan berkonsentrasi kepada cabang olahraga yang mengandalkan teknik dan akurasi," kata Amali dalam sebuah acara televisi dilansir situs resmi Kemenpora, Jumat.

Baca juga: Menpora sebut bonus Olimpiade Tokyo tak hanya datang dari pemerintah

Selain itu, Amali juga menuturkan pemerintah akan memperluas basis-basis cabang olahraga agar potensi meraih prestasi di Olimpiade makin besar.

"Kalau selama ini tertumpu pada bulu tangkis dan angkat besi harus kita perluas. Untuk itu, kita butuh penguatan, pembinaan mulai dari daerah sampai di tingkat nasional secara berjenjang, terstruktur, masif seluruh Indonesia," katanya.

"Saya berharap kita pada Olimpiade-olimpiade berikutnya bisa memastikan diri cabang-cabang olahraga yang lain yang sekarang belum bisa menyumbangkan medali, ke depan bisa menyumbangkan medali," ujar Amali menambahkan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Amali menyampaikan bahwa dalam desain besar olahraga nasional selain menjadikan Olimpiade sebagai sasaran utama, juga terdapat bagaimana cara pemerintah mendapatkan talenta-talenta atlet muda berbakat yang ada di seluruh Indonesia.

Baca juga: Menpora berharap Eko Yuli turut andil dalam bina lifter junior

"Kami sekarang ini bekerja sama dengan satu lembaga yang memiliki big data untuk memantau talenta-talenta atlet di seluruh Indonesia serta membuat sentra-sentra pembinaan," kata Amali.

Pria asal Gorontalo itu juga menyebut atlet yang berlaga di Olimpiade Tokyo adalah sebagian hasil dari pembinaan-pembinaan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Kemenpora di beberapa provinsi dan juga dari klub-klub yang juga turut memantau perkembangan calon atlet berprestasi.

"Kita persiapkan para atlet ini sejak usia dini sejak SD hingga SMA. Setelah itu akan kita tampung dalam satu trainning camp untuk menjadi atlet junior, dan kemudian akan masuk menjadi atlet elite nasional yang siap kita terjunkan pada laga multievent internasional paling bergengsi, paling prestisius seperti Olimpiade ini," ujarnya.

Terkait sentra-sentra olahraga PPLP saat ini masih beragam sesuai dengan bakat di daerah masing-masing. Tetapi dalam desain besar olahraga nasional, Kemenpora lebih spesifik kepada cabang-cabang olahraga unggulan yang bisa berpotensi untuk menghasilkan prestasi yang baik di Olimpiade.

"Saat ini di dalam desain besar olahraga nasional, Olimpiade kita jadikan sasaran utama, tidak boleh lagi kita memandang Olimpiade itu sama dengan Asian Games atau SEA Games, jika seperti itu kita tidak akan punya paradigma yang benar untuk pengembangan olahraga."

Baca juga: Menpora akan perluas cabor peraih medali Olimpiade
Baca juga: Menpora optimistis target Indonesia di Olimpiade Tokyo terpenuhi

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021