Jakarta (ANTARA) - Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengatakan luas kepemilikan lahan mempengaruhi minat anak muda terjun di sektor pertanian tanaman pangan maupun hortikultura.

“Semakin besar kepemilikan lahan semakin besar minatnya, hal ini terutama pada tanaman pangan. Sementara pada tanaman hortikultura, selain kepemilikan juga terkait besarnya akses terhadap lahan,” ujar dia ketika dihubungi, Jakarta, Sabtu.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa pada petani tanaman hortikultura, semakin besar lahan yang dikelola, baik milik sendiri atau diakses, maka minatnya semakin besar.

Adapun pengaruh kedua, ujarnya, ialah pendapatan dan pola jual. Dalam arti, semakin besar pendapatan yang didapatkan maka semakin besar minatnya.

Hal ini dinyatakan sangat penting, mengingat disparitas pendapatan antara sektor pertanian dengan non pertanian sangat besar.

Beberapa faktor lainnya adalah faktor jenis kelamin, tingkat pendidikan, aktivitas terkait pertanian, kepemilikan transportasi, keterikatan pada pertanian, dan pernah bercita-cita menjadi petani.

“Faktor ini menjadi faktor pelengkap dari dua faktor utama tadi, karena signifikansinya sangat besar berdasarkan uji statistik. Dalam kenyataan juga demikian, ujaran dan harapan petani selalu saja terkait dua hal itu,” ucapnya.

Selain itu, Said juga memaparkan langkah-langkah strategis mendorong regenerasi petani.

Pertama, peningkatan akses dan kepemilikan lahan pertanian keluarga petani atau reforma agraria. Kedua, peningkatan kebijakan dan program di sisi hilir untuk memastikan pendapatan petani lebih baik

Selanjutnya, penguatan sarana dan prasarana pendukung, termasuk pengairan, transportasi, dan lain-lain.

Terakhir, peningkatan pengetahuan yang salah satu caranya adalah mendorong reorientasi pendidikan di sektor pertanian menjadi lebih aplikatif.

“Kenapa isu regenerasi ini penting? Tidak hanya menentukan produksi dan ketersediaan pangan nasional, namun juga stabilitas dan kedaulatan negara,” jelas Said.

Berdasarkan kajian KRKP tahun 2015, hanya 37 persen anak dari keluarga petani padi yang ingin menjadi petani. Lalu, hanya 46 persen anak dari keluarga petani hortikultura yang ingin meneruskan pekerjaan orang tuanya.

Pada sisi orang tua yang menjadi petani padi, hanya 30 persen yang ingin anaknya meneruskan usahanya. Sementara untuk petani hortikultura hanya 50 persen yang ingin anaknya jadi petani.

Meski kajian itu dipublikasikan enam tahun yang lalu, dia menilai situasinya belum banyak berubah.

Baca juga: KRKP: Sedikit sarjana pertanian yang berminat pada pertanian
Baca juga: Krisis pangan, KRKP tekankan pentingnya peran perempuan tani
Baca juga: KRKP : perlu pendekatan baru membuat rantai pangan berkeadilan
Baca juga: Koalisi rakyat harapkan ada perbaikan sistem pangan nasional

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021