Purbalingga (ANTARANews) - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Kapolda jateng), Inspektur Jenderal Polisi Edward Aritonang, menyatakan bahwa akan segera menambah personel untuk membantu evakuasi dan pengamanan di sekitar lokasi bencana Gunung Merapi.

Dengan adanya perluasan daerah bahaya, akan semakin banyak masyarakat yang harus diungsikan, katanya kepada wartawan usai serah terima jabatan Kepala Kepolisian Resor Purbalingga dari Ajun Komisaris Besar Polisi Ruslan Efendi kepada AKBP Roy Hardi Siahaan, di Purbalingga, Kamis.

"Sementara ini kami menurunkan (personel, red.) dari luar daerah itu karena kami melihat dalam perhitungan ada penambahan," katanya.

Pejabat lama Kapolres Purbalingga AKBP Ruslan Efendi akan menjabat Kapolres Jepara, sedangkan pejabat Kapolres Purbalingga yang baru AKBP Roy Hardi Siahaan sebelumnya menjabat Kepala Satuan Operasional III Direktorat Intelkam Polda Jateng.

Lebih lanjut mengenai jumlah personel yang dilibatkan di lokasi bencana Merapi, Kapolda mengatakan, saat ini pihaknya telah melibatkan 1.100 personel dari tiga kepolisian resor, yakni Polres Magelang, Polres Boyolali, dan Polres Klaten.

Menurut dia, jumlah tersebut merupakan personel yang secara aktif dan bergantian terlibat di lapangan setiap hari untuk membantu para pengungsi.

"Tapi kalau dihitung secara keseluruhan ya lebih karena ada pergantian sif agar mereka bisa beristirahat sehingga badan tetap segar," katanya.

Kendati berencana menambah personel ke Merapi, dia mengatakan, saat ini yang terpenting adalah tercukupinya peralatan-peralatan terutama tenda-tenda peleton, dapur umum, dan sarana kesehatan.

Menurut dia, pihaknya telah mengupayakan tambahan tenda-tenda peleton dari Brimob, Sekolah Polisi Negara, Polres, Polda, maupun Kodam IV Diponegoro untuk menambah tenda yang telah disiapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan pemerintah daerah setempat.

"Kami juga telah melibatkan tim dokter maupun pelayanan kesehatan yang dimiliki Polda Jateng," katanya.

Terkait diperluasnya wilayah bahaya Merapi, dia mengatakan, Polda Jateng bersama Kodam IV Diponegoro telah melakukan langkah-langkah antisipasi dan mengimbau masyarakat untuk keluar dari radius yang dinyatakan berbahaya itu.

Menurut dia, pihaknya bersama pemerintah daerah setempat juga berupaya mencari tempat untuk dijadikan penampungan sementara bagi pengungsi di luar radius berbahaya tersebut.

"Kami secara khusus dari kepolisian, di samping menolong korban juga menyusun konsep pengamanan terutama terhadap semua lokasi pengungsian. Jangan sampai masyarakat kita yang sudah susah disusahin lagi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya berupaya membangun sistem pengamanan terhadap harta benda yang ditinggalkan para pengungsi, yakni dengan menjaga secara ketat selama 24 jam.

Saat berada di tempat pengungsian, kata dia, petugas mendata harta benda apa saja yang ditinggalkan pengungsi di rumahnya terutama barang-barang berharga, ternak, dan sebagainya.

"Itu kita data dan kita bangun sistem agar harta benda tersebut tidak disalahgunakan oleh pelaku-pelaku kejahatan," kata dia menjelaskan.

Selain itu, kata dia, jalan penghubung ke lokasi bencana (perkampungan, red.) diawasi selama 24 jam agar tidak ada orang yang naik dan turun dengan membawa harta milik warga yang tertinggal.

"Kita juga dilarang naik (ke Merapi, red.). Sampai saat ini belum ada hal-hal prinsip yang terjadi kecuali kecelakaan pengungsi saat evakuasi," katanya.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010