Jakarta (ANTARA) - Sprinter asal Inggris Chijindu Ujah, atau akrab disapa CJ Ujah, mengaku terkejut atas hasil tes positif doping yang kini mengancam negaranya kehilangan medali perak Olimpiade mereka dalam nomor estafet 4x100m putra.

Atlet berusia 27 tahun itu diskors untuk sementara waktu setelah hasil tesnya menunjukkan adanya indikasi penggunaan zat-zat terlarang.

“Yang jelas, saya tidak berbuat curang,” kata Ujah dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Minggu.

Baca juga: Sprinter Inggris Raya peraih perak Olimpiade Tokyo positif doping

"Saya tidak pernah, dan tidak akan pernah secara sadar menggunakan zat terlarang,” tegasnya.

Kamis (12/8) lalu, Ujah mendapati kabar berupa temuan zat terlarang atau Adverse Analytical Finding (AAF) dari tes yang ia lakukan selama Olimpiade Tokyo.

Hasil tesnya menunjukkan adanya indikasi atas penggunaan zat ostarine pembentuk otot dan S-23.
Baca juga: Sprinter Nigeria dan Kenya dicoret dari Tokyo 2020 karena doping

Baca juga: Gagal tes zat terlarang, sprinter Okaghare terdepak dari Olimpiade

Sementara itu, rekan-rekan setim estafet Ujah, yakni Zharnel Hughes, Richard Kilty dan Nethaneel Mitchell-Blake, terancam dicabut medalinya jika Ujah terkonfirmasi positif atas penggunaan doping.

"Saya benar-benar terkejut dan merasa hancur dengan adanya berita ini. Saya mencintai olahraga saya, dan saya sadar akan tanggung jawab saya, baik sebagai atlet maupun sebagai rekan setim,” tulis Ujah dalam pernyataan tersebut.

"Saya menghormati seluruh proses formal, dan tidak akan membuat komentar lebih lanjut hingga tiba waktu yang tepat untuk melakukannya,” tutupnya.

Baca juga: AS terlempar tak bisa lolos final estafet 4x100m putra

Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021